BOLASPORT.COM - Raja bulu tangkis Malaysia, Lee Zii Jia, meringis kesakitan di tengah perjuangan berlaga pada fase grup BWF World Tour Finals 2024, komentator Malaysia mengkritik keras aturan baru BWF.
Nasib serupa Fajar Alfian ternyata juga dialami Lee Zii Jia ketika dia bertanding pada laga pamungkas grup BWF World Tour Finals 2024, Jumat (13/12/2024).
Berlaga di Hangzhou Olympic Sports Centre Gymnasium, Lee sebenarnya sedang dalam kedudukan unggul jauh ketika bersua dengan wakil tuan rumah, Li Shi Feng.
Margin nyaman 13-6 menjadi titik mula penderitaan peraih medsli perunggu Olimpiade Paris 2024.
Pasalnya, di situlah kejadian cedera Lee membuatnya merintih kesakitan.
Lee Zii Jia mengalami cedera pada pergelangan kaki kanannya.
Di harus terus bertahan sendiri tanpa bisa meminta bantuan medis.
Dia harus menjalani laga melawan Li dengan tertatih-tatih sampai masih unggul 15-11.
Namun, kondisi cedera Lee tak bisa diajak kompromi lagi.
Menunggu sampai interval gim terasa sangat lama dan itu makin memperbesar risiko padahnya cedera dia.
Alhasil, Lee memutuskan mundur alias walkover.
Gara-gara kejadian ini, mengingatkan pula jnsiden cedera engkel pemain ganda putra Indonesia, Fajar Alfian pada laga kedua grup.
Saat itu, Fajar juga meringis kesakitan. Tetapi karena bermain ganda, masih ada Muhammad Rian Ardianto yang memgcovernya.
Semua ini tidak lepas dari aturan baru BWF tentang tim medis.
Para pemain dilarang meminta break medis si pertengahan pertandingan. Hanya boleh mengambil jeda medis bersama tim dokter saat interval gim.
Pemain diminta membawa spray painkiller sendiri.
"Aturan medis ini memberi tekanan besar pada pemain dan harus dibatalkan," kata komentator buku tangkis Malaysi, James Selvaraj, dikutip Bolasport dari New Straits Times.
"Para pemain sudah terbebani oleh jadwal padat BWF, dan peraturan seperti itu akan membahayakan kesehatan fisik dan umur panjang mereka."
"Zii Jia tampil luar biasa dan merupakan pesaing kuat di turnamen ini. Jika ia diberi perawatan segera, saya yakin ia bisa menyelesaikan pertandingan," tandasnya
Selvaraj paham bahwa aturan baru BWF ini mengantisipasi pemain yang hanya berpura-pura cedera minta jeda untuk ambil napas.
Namun menurutnya, situasi padatnya turnamen sekarang tidak lagi membuat pemain punya niat seperti itu.
"BWF mungkin telah menerapkan aturan ini untuk mencegah pemain berpura-pura cedera, tetapi intensitas kompetisi saat ini tidak memberikan ruang untuk taktik semacam itu," ujar mantan pemain Malaysia ini.
"Aturan ini malah memaksa pemain untuk menerima kekalahan tanpa mencapai tujuan, sehingga sama saja meniadakan semua kerja keras mereka dalam sebuah turnamen," ucapnya kritis.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar