BOLASPORT.COM - Pelatih Vietnam, Kim Sang-sik, buka suara terkait jadwal padat di ASEAN Cup 2024.
ASEAN Cup tahun ini digelar selama lima pekan dan baru akan berakhir tanggal 5 Januari nanti.
Setelah digelar dengan sistem terpusat, turnamen bergengsi tingkat Asia Tenggara ini digelar dengan sistem tandang dan kandang.
Tentunya, salah satu yang jadi tantangan adalah terkait jadwal yang padat dan berpengaruh besar pada kondisi fisik pemain.
Shin Tae-yong termasuk sosok yang kritis terkait masalah ini dan ingin format ASEAN Cup diganti.
Baca Juga: Shin Tae-yong Ungkap Satu Masalah Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024
Kim Sang-sik menjelaskan, semua tim saat ini menghadapi masalah yang sama.
Menurutnya, mereka harus beradaptasi dengan kondisi ini dan mencoba semua cara untuk bisa tampil maksimal.
Apalagi, format ini sudah disepakati sebelum turnamen berjalan.
"Semua tim punya jadwal yang padat."
"Saya bersimpati dengan pelatih Shin Tae-yong. Kalau tidak bisa berubah, ya harus beradaptasi," kata Kim Sang-sik dilansir BolaSport.com dari laman Soha.
Baca Juga: Rafael Struick Belum Cetak Gol, PSSI Minta Shin Tae-yong Perbaiki
Pelatih berpaspor Korea Selatan ini melanjutkan, mereka juga berusaha keras agar menjaga kondisi pemainnya tetap bugar.
Salah satunya dengan rotasi dan memberikan gizi terbaik agar pemain bisa pulih dengan cepat.
Dia menilai bahwa hal tersebut jadi kunci dan tentunya mental pemain harus terjaga sepanjang turnamen ini.
"Saya bisa melakukan rotasi untuk mengatasi situasi, menambah asupan gizi untuk pemain."
"Semua tim punya jadwal yang sama. Masalahnya, mereka harus menang dengan kekuatan mental," terangnya.
Baca Juga: Penyesalan Shin Tae-yong Saat Timnas Indonesia Kalah dari Vietnam
Shin Tae-yong pada sesi jumpa pers melawan Vietnam mengeluhkan jadwal yang tidak berpihak pada mereka.
Salah satunya saat harus menempuh penerbangan berjam-jam saat bertandang ke Myanmar.
Menurutnya, ini sangat mempengaruhi pemainnya karena mereka akan datang dengan kondisi kelelahan pada setiap laga.
"Tidak hanya Indonesia tetapi semua tim mengalami kesulitan."
"Beberapa negara bahkan tidak memiliki penerbangan langsung untuk dipindahkan, jadi mereka harus terbang selama lebih dari 10 jam."
"Misalnya, kami harus terbang lebih dari 12 jam ke Myanmar. Saya sendiri pelatih masih lelah, betapa lelahnya pemainnya," kritik Shin Tae-yong.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | Soha.vn |
Komentar