BOLASPORT.COM - Jagat bulu tangkis Malaysia mengalami fenomena kepindahan pelatih-pelatih mereka keluar. Rival Taufik Hidayat, Wong Choong Hann, menjadi dalang di belakangnya.
Wong Choong Hann sendiri merupakan pelatih asal Malaysia.
Sempat mengabdi di pelatnasnya Negeri Jiran sebagai direktur kepelatihan, Wong hijrah ke Hong Kong pada tahun lalu dan dipercaya menjadi kepala pelatih.
Mendapat kepercayaan tersebut, penjegal Taufik Hidayat di Olimpiade Beijing 2008 itu memulai dengan memperkuat fondasi juru latih di jajaran pelatnas Hong Kong.
Dia bergerilya memboyong tiga pelatih sekaligus dari negaranya yaitu Jeremy Gan, Tan Bin Shen, dan Loh Wei Sheng.
Satu dari tiga nama tersebut, yakni Tan, ditawari Wong saat masih menjabat pelatih ganda putra di pelatnas Malaysia.
Bak gayung bersambut, tawaran Wong ternyata disanggupi oleh Tan yang akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya di Malaysia yang berakhir pada 13 Januari 2025.
Membelotnya Tan ke Hong Kong membuat situasi kepelatihan Malaysia mengalami kekosongan karena mereka belum punya kandidat pengganti.
Hal inilah yang lantas disorot publik Negeri Jiran.
Sebagaimana dilansir Bolasport dari The Star, ada yang bangga karena jasa pelatih Malaysia laris di luar negeri.
Namun, sebagian lain mencemaskan situasi ganda putra Negeri Jiran di pelatnas. Tan Bin Shen dianggap berhasil membawa Chia/Soh meraih prestasi yang bagus.
Selain itu, ini akan menjadi keempat kalinya Aaron Chia/Soh Wooi Yik dkk berganti kepala pelatih dalam kurun waktu empat tahun.
Menjawab sorotan tersebut, Wong Choong Hann menegaskan bahwa dirinya bersikap profesional dan bertanggung jawab dengan posisi yang sedang dia emban.
"Kami hanya memberikan tawaran di atas meja, dan itu terserah para pelatih untuk memutuskan pilihan mereka berdasarkan komitmen dsn kebutuhan pribadi mereka," kata Wong.
"Dan saya senang mereka mau datang bergabung," tandasnya.
Wong menegaskan bahwa dirinya melihat potensi dan kemampuan pelatih yang jadi sandaran pemilihan kandidat.
Tan berjasa mengantar Chia/Soh juara dunia dan meraih dua medali perunggu Olimpiade sejak masih menjadi asisten pelatih bagi Flandy Limpele.
Sedangkan Jeremy Gan, dia menjadi pelatih ganda campuran Jepang cukup lama dengan duet tersuksesnya adalah Yuta Watanabe/Arisa Higashino (sekarang Arisa Igarashi).
Adapun Low Wei Sheng, terhitung masih pelatih muda. Namun, dia sempat jadi pelatih tunggal putra Singapura, Loh Kean Yew.
"Baik Tan maupun Jeremy adalah pelatih yang berhasil bawa anak didiknya meraih tiga medali event mayor dalam dua periode Olimpiade," ujar Wong.
"Jadi mengapa saya tidak membawa mereka dalam tim saya?"
"Ini semua tentang melakukan yang terbaik dalam pekerjaan Anda, yang sudah seharusnya memang profesional. Tidak ada tujuan untuk membuatnya jadi rumit."
"Saya hanya melakukan pekerjaan saya. Saya akan fokus di Hong Kong dan biar hasil saja yang menjawabnya daripada banyak bicara. Saya selalu yakin akan hal itu," kata Wong.
Meski begitu, Wong tidak menaruh ekspektasi tinggi.
Skuad tim nasional Hong Kong disebutnya masih dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Tak heran jika ada banyak pemain yang bertanding rangkap.
Situasi ini sangat kontras dengan negara-negara kuat bulu tangkis lainnya di Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Alhasil para pelatih baru itu harus banyak beradaptasi dengan program latihan serta pembagian tugas dalam membimbing para pemain.
Baca Juga: Ditinggal Lagi, Ganda Putra Malaysia Cuma Bisa Pasrah Gonta-ganti Pelatih
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar