BOLASPORT.COM - MotoGP dan Formula 1 mewakili kasta kompetisi tertinggi di dua disiplin balap. Rasa hormat dan saling mengagumi pun ditunjukkan antara jagoan dari kedua dunia.
Kali ini, interaksi penuh respek diperlihatkan oleh Max Verstappen dan Marc Marquez saat menjadi bintang tamu untuk acara Sport und Talk aus dem Hangar-7.
Kendati berlomba di ajang yang berbeda, Verstappen (juara F1 empat kali) dan Marquez (juara MotoGP enam kali) telah beberapa kali terlibat dalam acara yang sama.
Sebab, dua pembalap dengan total 10 gelar juara itu pernah berlomba dengan dukungan pabrikan dan sponsor yang sama yaitu Honda dan Red Bull pada 2019 hingga 2023.
Kebetulan juga, Verstappen merupakan penggemar MotoGP.
"Saya adalah penggemar berat MotoGP dan mencoba untuk menonton setiap balapannya," kata Verstappen, dilansir dari Speedweek.com.
"Saya selalu membawa tablet (untuk menonton MotoGP) bersama saya ke sirkuit," imbuh pria yang mampu mencetak quattrick gelar di F1 sejak 2021.
Sayangnya, Verstappen masih belum bisa mewujudkan salah satu impiannya yaitu mengendarai motor balap purwarupa di MotoGP.
Baca Juga: Target Tinggi Marc Marquez, Persaingan MotoGP 2025 Harus Berpusat antara Dia dan Francesco Bagnaia
Masalahnya adalah izin yang tidak keluar dari penasihat tim Red Bull Racing yakni Helmut Marko.
"Saya ingin melakukannya, tetapi mungkin akan bijak untuk memulainya dengan motor Moto3 atau Moto2," sambung Verstappen.
Tidak selamanya menjadi pembalap andalan tim bisa menghadirkan privilese untuk melakukan semua hal sesuka hati tampaknya.
Bukan berarti tidak mungkin melihat pembalap F1 mengendarai motor MotoGP.
Sebelumnya, ada Lewis Hamilton yang berkesempatan menunggangi motor Yamaha YZR-M1 yang dipakai Valentino Rossi dalam sesi tes khusus pada akhir tahun 2019.
Marc Marquez juga pernah mendapatkan kesempatan mengemudikan mobil RB8 milik tim Red Bull tetapi dengan balutan tim Toro Rosso dalam tes khusus pada 2018.
"Sebagai penggemar olahraga balap, saya mengikuti F1 dengan sedetail mungkin," ucap Marquez, juga menunjukkan animonya terhadap ajang balap jet darat.
"Kecepatan menikung dan titik pengeremennya sungguh-sungguh impresif tahun ini."
"Di F1, semuanya tergantung pada mobilnya. Di MotoGP, kita bisa sedikit menggunakan tubuh kita. Itu lebih mudah," tambahnya.
Seperti dikatakan Marquez, MotoGP memiliki karakter unggul sebagai salah satu ajang balap di mana pembalap bisa membuat perbedaan.
Ini berkebalikan dengan F1 di mana pengembangan mobil purwarupa yang sangat maju justru menghadirkan kondisi sebaliknya.
Meski demikian, pembalap tetap bisa menunjukkan kemampuannya seperti Verstappen dengan mobil Red Bull yang tak lagi digdaya pada musim lalu.
Sementara Verstappen menjadi juara dunia kategori pembalap, Red Bull dikangkangi McLaren dan Ferrari dalam klasemen konstruktor.
Marquez pernah menunjukkan kesuksesan serupa ketika menjadi satu-satunya pembalap Honda yang mampu konsisten bersaing di depan saat menjadi juara musim 2019.
Pun dalam masa-masa puasa gelar hingga musim lalu, Marquez selalu membuat perbedaan besar dengan pembalap-pembalap yang motornya sama dengannya.
Meski demikian, kemampuan Marquez tetap ada batasnya dengan pengembangan aerodinamika yang makin masif di MotoGP, mengikuti jejak F1.
Akhir tahun lalu Marquez membuat keputusan nekat dengan pindah dari tim pabrikan Honda ke tim satelit Ducati karena kewalahan dengan motor yang tidak kompetitif.
Pilihan berani Marquez itu menghidupkan prestasi dan peluangnya lagi untuk menjadi juara karena digaet oleh tim pabrikan Ducati yang sedang mendominasi.
Verstappen yakin Marquez bisa meraih sukses bersama tim utama skuad Borgo Panigale.
"Marc adalah juara dunia MotoGP enam kali," ucap Verstappen.
"Tentunya, kita memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan tim baru. Namun, kita selalu bisa belajar dari rekan setim kita. Saya yakin bahwa Marc bisa menghadapinya dengan baik."
"Dia adalah yang terbaik di MotoGP."
Baca Juga: Daftar Kepala Kru MotoGP 2025 - Menanti Kiprah Marc Marquez di Ducati Lenovo
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar