BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, beberkan cara untuk memperbaiki tata kelola kompetisi domestik.
Erick Thohir naik menjadi Ketua Umum PSSI usai Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut langsung bergerak cepat untuk membenahi tata kelola Liga Indonesia.
Dalam dua tahun kepemimpinannya, Erick Thohir mulai menginisiasi sejumlah program untuk membenahi Liga Indonesia.
Salah satunya adalah meminta bantuan dari Jepang untuk membenahi kepemimpinan wasit di Liga Indonesia.
Yoshimi Ogawa jadi perwakilan dari Jepang untuk menjadi instruktur wasit-wasit Indonesia.
Pembenahan di sektor wasit juga dilibatkan melalui inisiasi Video Assistant Referee (VAR) di kompetisi domestik.
VAR dimaksudkan untuk membantu kepemimpinan wasit.
Baca Juga: Kabar Baik dari Persib, 3 Pemain Berlabel Timnas Indonesia Sudah Kembali
VAR musim ini baru dilaksanakan di Liga 1.
Kedepannya, Liga 2 bakal jadi sasaran berikutnya untuk implementasi VAR.
"Olahraga (sepak bola) bagian dari (masyarakat) lokal," ujar Erick Thohir kepada Reuters.
"Kami sedang membereskan masalah yang ada di Liga Indonesia."
"Kami juga bekerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang untuk membereskan masalah perwasitan," lanjutnya.
Erick Thohir juga punya harapan kepada para klub peserta Liga Indonesia.
Pria yang juga jadi pemegang saham Oxford United tersebut ingin klub-klub Liga Indonesia fokus pada aspek pembinaan.
Pihaknya ingin klub bisa mengembangkan banyak talenta berkualitas.
Baca Juga: Erick Thohir Buka-bukaan Soal Rahasia Banyak Pemain Diaspora Mau Bela Timnas Indonesia
"Jika kami memiliki lebih banyak klub yang fokus pada fondasi sepak bola," ujar Erick Thohir.
"Kami bisa mengembangkan talenta kami sendiri."
"Tentu saja, kami memang sedikit unik karena kami mencoba melakukannya dari atas ke bawah," lanjutnya.
Program ini tentunya untuk mengangkat prestasi Timnas Indonesia.
"Kami akan melanjutkan program ini untuk mengangkat raksasa yang sedang tidur ke peta sepak bola dunia," ujar Erick.
"Kami ingin masuk ke dalam 50 besar dunia pada tahun 2045."
"Karena pada saat itu PDB per kapita kami akan berada di kisaran $27.000 sampai $30.000."
"Ini negara besar, jadi pada saat itu kualitas sepak bola kami akan meningkat," tutupnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | reuters |
Komentar