BOLASPORT.COM - Pelatih Sergio Conceicao mengungkapkan sederet permasalahan AC Milan setelah klubnya seperti kembali ke setelan pabrik usai gagal mengalahkan Cagliari.
Milan membuat kejutan hebat saat menjuarai Piala Super Italia pada Senin (6/1/2025) di Riyadh, Arab Saudi.
Baru ditangani Conceicao selama beberapa hari, Il Diavolo Rosso sukses mengalahkan Juventus 2-1 dan Inter Milan 3-2.
Balik ke Italia lima hari berselang, Tim Merah Hitam menjamu Cagliari dalam lanjutan Serie A.
Teorinya, Cagliari adalah makanan empuk buat Rafael Leao dkk. jika Juventus dan Inter saja dapat dilibas.
Akan tetapi, Milan malah tersandung setelah ditahan Cagliari 1-1.
I Rossoneri seperti kembali ke setelan pabrik karena situasi yang sama sudah terjadi pada masa pendahulu Conceicao, Paulo Fonseca.
Ketika itu AC Milan-nya Fonseca mampu mengalahkan Inter Milan bahkan Real Madrid.
Namun, begitu bertemu lawan yang seharusnya bisa dikalahkan, tim rival yang banyak bertahan karena kualitas timnya ada di bawah Milan, mereka malah gagal menang.
Terlepas dari kiper Cagliari, Elia Caprile, yang membuat begitu banyak penyelamatan, Sergio Conceicao menyoroti performa tim besutannya.
Dia mengungkapkan banyak masalah yang harus dibereskan oleh AC Milan.
"Ritme permainan terlalu lambat," kata mantan pelatih Porto ini kepada DAZN.
"Saya tidak suka babak pertama kami. Di babak kedua tim menjadi sedikit lebih baik tetapi kami harus melakukan lebih banyak lagi."
"Kami tidak cukup memanfaatkan lebar lapangan."
"Ketika mendapatkan lebar lapangan, kami terlalu lambat."
"Kami seperti sedang merekam pertandingan itu."
"Rafael Leao melawan 2-3 pemain lawan membutuhkan dukungan dan pergerakan yang berbeda, dia dan Christian Pulisic di sisi yang lain."
"Kami menghadapi lawan yang sangat defensif."
"Harus ada pergerakan, dukungan, dan kedalaman."
"Jangan setelah bola sampai ke sayap kemudian pemain lain diam dan menonton."
"Itu hanya satu masalah dan problem kami masih ada yang lain."
"Dalam fase ofensif, ketika kami kehilangan bola, upaya merebutnya lagi terlalu lama sehingga lawan sudah masuk jauh ke area pertahanan."
"Bahkan ketika kami menguasai bola, ritmenya harus lebih tinggi."
"Kami harus membuat pergerakan untuk memaksa pertahanan lawan bergerak."
"Kami harus menganggap semua pertandingan sebagai sebuah final."
"Kami tidak boleh membiarkan waktu berjalan dan bermain hanya 60%."
"Kami harus tampil 110%, bahkan tidak bisa 100%."
"Kami harus cerdas, bekerja. Bahkan dalam level teknik, kami membuat beberapa kesalahan sederhana."
"Hal itu membuat rumit sesuatu yang seharusnya kami lakukan dengan simpel."
"Ada banyak hal yang harus ditingkatkan."
"Kami harus mengirim pesan ini kepada para pemain jadi mereka memahami dan menerima apa yang perlu ditingkat."
"Soalnya, masalahnya terlalu transparan."
"Bahkan seseorang yang tidak terlalu memahami sepak bola bisa melihatnya."
"Saya merasa para pemain altruistis. Tidak apa-apa. Saya suka pemain seperti itu."
"Tetapi, ada momen-momen di mana mereka harus bermain lebih simpel."
"Kelihatannya ini seperti mereka harus membuat sesuatu yang spektakuler tetapi sepak bola itu sederhana."
"Di depan gawang, Anda harus egoistis. Winger harus berduel satu melawan satu dengan lawan."
"Kami terkadang mencoba melakukan hal-hal yang sulit. Saya tidak suka itu. Sepak bola itu sederhana."
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | DAZN |
Komentar