BOLASPORT.COM - Persib Bandung jadi salah satu tim yang sering mendapatkan kartu.
Pada laga terakhir melawan PSBS Biak, empat pemain Maung Bandung mendapatkan kartu kuning.
Bahkan, enam kartu kuning harus diterima Maung Bandung pada pekan ke-17 Liga 1 2024/2025 melawan Persis Solo.
Kondisi ini tentu cukup merugikan karena pemain mereka bisa saja mendapatkan hukuman karena akumulasi kartu.
Nick Kuipers jadi salah satu sosok yang absen saat melawan Dewa United karena hukuman tersebut.
Baca Juga: Satu Penyerang Anyar Persib Segera Debut, Ini Kata Bojan Hodak
Pelatih Persib, Bojan Hodak, menjelaskan bahwa mendapatkan kartu kuning sebenarnya adalah hal yang normal.
Namun, dalam beberapa laga terakhir mereka justru mendapatkan banyak kartu yang ini cukup merugikan.
Bahkan, dia sudah menghitung ada empat kartu kuning yang mereka dapatkan dan ini menjadi perhatian.
"Tapi tidak apa-apa, ini adalah bagian dari permainan."
"Tapi ini sedikit aneh, saya katakan karena hanya satu setengah kartu kuning per laga, tapi sekarang mencapai empat kartu kuning per laga," kata Bojan Hodak dilansir BolaSport.com dari laman Tribun Jabar.
Pelatih berpaspor Kroasia ini melanjutkan bahwa dia masih belum mengetahui langkah selanjutnya dari manajemen.
Termasuk melakukan protes dalam dua laga terakhir karena kartu kuning tersebut.
"Karena mereka (Management) yang mengirim suratnya, bukan saya."
"Mereka harus mengirim surat mengenai wasit di dua laga terakhir," lanjutnya.
Baca Juga: Persib Vs Dewa United - Bojan Hodak Pamerkan Posisi Puncak Klasemen Jelang Duel
Pada 16 pertandingan awal mereka mendapatkan 24 kartu kuning.
Ini membuat mereka hanya mendapatkan kartu kuning rata-rata 1,5 kartu.
Namun, jumlah ini meningkat karena tiga laga terakhir ada 13 kartu kuning dan satu merah yang mereka dapatkan.
"Sedangkan di tiga laga terakhir, kami mendapat 13 kartu kuning dan satu kartu merah alias dua kartu kuning tambahan."
"Saya tidak melihat kami menjadi tim yang tiba-tiba menjadi galak," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Tribun Jabar |
Komentar