Masih ingatkah pecinta sepak bola Indonesia terkait carut-marut pengelolaan liga Indonesia?
Konflik yang terjadi di sepak bola Indonesia menyebabkan Kemenpora membekukan PSSI.
Hal ini menyebabkan terjadinya dualisme kompetisi, yaitu Indonesia Super League (ISL) dengan Indonesia Primer League (IPL).
PSSI lebih mengakui legalitas IPL ketimbang ISL.
(Baca Juga: Bali United Vs Arema FC - Irfan Bachdim Waspadai Konsitensi Mantan Rekan Duetnya di Timnas)
Hal ini mengakibatkan PSSI mencegah pemain yang berasal dari LSI bermain di tim nasional saat kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014.
PSSI hanya mengirim pemain-pemain yang merumput di IPL, padahal komposisi Timnas Indonesia banyak dihuni pemain yang berasal dari klub yang berkompetisi di LSI.
Akhirnya Timnas yang dibentuk dari pemain-pemain jebolan IPL merupakan pemain yang tidak memiliki jam terbang banyak.
(Baca Juga: Semen Padang Bangkitkan Mental Pemain Pasca Ditinggal Nil Maizar)
Hal ini membawa mala petaka dan kejadian memalukan bagi Timnas Indonesia.
Indonesia yang bersaing dengan Qatar, Irak dan tuan rumah Bahrain pernah dipermalukan Bahrain dengan kebobolan sepuluh gol tanpa balas
Sebelum laga dimulai, Bahrain yang akan melawan Indonesia membutuhkan setidaknya sembilan gol untuk melewati Qatar dan lolos ke babak berikutnya.
Bahrain juga berharap Qatar kalah oleh Iran.
Di awal pertandingan, Indonesia harus kehilangan penjaga gawang setelah Syamsidar diganjar kartu merah oleh wasit.
(Baca Juga: Bali United Vs Arema FC - Gelandang Timnas Waspadai Motivasi Tinggi Tim Singo Edan)
Tercatat Bahrain mendapat tiga tendangan penalti selama pertandingan.
Meskipun Bahrain memenangai laga melawan Indonesia dengan mencetak sepuluh gol tanpa balas, mereka tetap gagal lolos karena Qatar bermain imbang 2-2 melawan Irak.
Pertandingan Indonesia melawan Bahrain ini sangat kontroversial dan menyebabkan FIFA melakukan penyelidikan terhadap hasil pertandingan yang dianggap tidak biasa.
Berikut cuplikan sepuluh gol yang bersarang di gawang Indonesia di laga kontroversial tersebut.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar