Kepala Bidang Hukum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi), George Fernando Dendeng mengatakan bahwa dia masih aktif menelusuri pihak yang terlibat dalam praktek pengaturan skor di Liga Basket Indonesia (IBL) musim lalu.
Menurut dia, saat ini Perbasi sudah membekali bukti yang memungkinkan federasinya mengusut tuntas masalah tersebut.
"Kita lihat saja perkembangannya. Yang pasti, kami sudah punya bukti dan saksi sehingga kami bisa mengusut lebih leluasa," kata George di GOR Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Sejauh ini, per 31 Oktober 2017, Perbasi resmi menghukum 8 pebasket plus seorang ofisial tim lewat sepucuk surat yang belakangan tersebar di kalangan pewarta.
Hukuman tersebut beraneka ragam, mulai dari larangan satu sampai lima tahun larangan beraktivitas di dunia basket (yang berafiliasi dengan Perbasi).
(Baca juga: Swiss Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia dan Para Bulu Tangkis 2019)
George menjelaskan, timbangan sanksi tersebut sesuai dengan peran tersangka di praktek pengaturan skor.
"Ada yang mengajak, ada juga yang ikut-ikutan. Itu tentu berpengaruh," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, berharap peristiwa itu tak berulang lagi.
"Ini salah satu tindakan tegas kami mengusut kasus ini. Tujuannya agar tak ada yang mementingkan kepentingan pribadi di liga basket," katanya.
Sementara itu, IBL 2017-2018 akan mulai bergulir pada 8 Desember dan digelar di 8 kota.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar