Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Achmad Soetjipto mengakui bahwa lebih baik dirinya dicopot dari jabatannya daripada Satlak Prima harus dibubarkan.
Sebelumnya pemerintah memiliki wacana untuk membubarkan Satlak Prima karena dianggap gagal membuat Indonesia mencapai target 4 besar dengan 55 emas pada SEA Games Malaysia 2017.
"Jika kegagalan SEA Games Malaysia 2017 dijadikan alasan, saya sebagai komandan siap bertanggung jawab. Jangan Prima yang dibubarkan, tetapi saya saja yang diganti dengan orang yg dinilai lebih baik, lebih profesional dan lebih dedicated. Hal itu demi kemajuan olahraga Indonesia ke depan," ungkap Achmad Soetjipto, Jumat (13/10/2017) seperti dikutip BolaSport.com dari Tribunnews.com.
Ya, rela dicopot dari jabatan sebagai bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan Ahmad Soetjipto patut dijadikan tradisi di dunia olahraga Indonesia.
Mereka yang dinilai gagal mencapai misi harus diganti.
Menurut Pak Tjip, panggilan akrab Achmad Soetjipto, program Indonesia Emas adalah embrio dari suatu program pembinaan atlet elite di masa depan.
Semua negara yang sukses telah memilikinya, tentu yang sesuai dengan lingkungan budaya negara masing-masing.
Namun, karena investasinya besar maka sepenuhnya dipegang pemerintah.
"Tradisi ini harus dijalankan ke depan. Ganti saja nakhodanya jika gagal, bukan kapalnya yang dikaramkan. Akan sangat sulit bagi seorang pemimpin manakala sudah tidak dipercaya lagi," ujarnya.
Lantas, mengapa Achmad Soetjipto tidak ingin Prima sebagai kapal yang dinakhodainya selama ini dipertahankan?
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar