Suporter PSMS Medan, SMeCK Hooligan, menanggapi aturan baru dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengenai penghentian laga jika muncul unsur kebencian maupun hinaan dalam aksi suporter.
PSSI mengeluarkan aturan baru tersebut menyusul insiden meninggalnya salah satu suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, beberapa waktu lalu.
Tidak ingin masalah muncul kembali, PSSI membuat aturan baru mengenai penghentian laga jika muncul nyanyian hinaan maupun rasis selama pertandingan.
Berbagai tanggapan pun langsung muncul terkait aturan-aturan baru yang dibuat oleh PSSI khususnya dari suporter sepak bola.
SMeCK Hooligan misalnya, pendukung milik PSMS Medan itu mempunyai pendapatnya sendiri menanggapi aturan baru dari PSSI.
Dikutip BolaSport.com dari laman Tribun Medan, Sabtu (13/10/2018), SMeCK Hooligan masih keberatan dengan peraturan baru yang dibuat PSSI.
Sekretaris Jendral SMeCK Hooligan Bani Gultom mengatakan aturan baru yang dibuat oleh PSSI terkait penghentian laga karena munculnya unsur SARA bisa disalahgunakan.
Baca juga:
- Maksimalkan Peran Suporter Lewat Media, PT LIB Gelar Workshop Digital Bersama Wartawan PSMS Medan
- Nasihat Bek PSMS untuk Fan Menjelang Laga Kontra Barito Putera
- Aksi Rasis Suporter Bisa Membuat Liga 1 Tak Lagi 90 Menit
"Terlalu berlebihan apabila pertandingan harus dihentikan, regulasi tersebut memiliki celah untuk menguntungkan satu pihak," kata Bani.
"Contohnya, apabila satu tim sudah unggul menyanyikan chant rasis, kalau pertandingan dihentikan otomatis menguntungkan tim yang lagi unggul dong," ujarnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | tribun-medan.com |
Komentar