Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan Liverpool Vs Chelsea pada Minggu (26/11/2017) pukul 00.30 WIB bakal jadi laga pembuktian bagi Mohamed Salah.
Mohamed Salah sempat gagal bersama Chelsea ketika didatangkan pada 2014. Ia tak menjadi pilihan utama di bawah asuhan Jose Mourinho dan hanya mengoeksi 19 penampilan bersama Chelsea.
Sementara di Liverpool, Salah menjadi andalan linis erang The Reds. Sejak direkrut musim panas lalu, Salah telah mencetak total 14 gol di smeua ajang.
Setidaknya ada dua teori yang menyebabkan karier Salah di Chelsea dan Liverpool begitu kontras seperti dilansir BolaSport.com dari Telegraph.
Pertama, dari alasan diplomatik. Ketika Salah pindah dari Basel ke Stamford Bridge ia adalah sebuah bakat baru, berusia 22 tahun dan bersaing dengan rekan satu tim yang sudah berpengalaman sperti Eden Hazard, Willian dan Oscar.
Dia tidak siap secara fisik untuk sepak bola Inggris, apalagi berjuang dengan tuntutan taktis Jose Mourinho. Baru setelah pindah ke Italia, ia mulai matang menjadi pemain sepenuhnya dan ketika bergabung dengan Liverpool, ia sudah siap menghadapi kerasnya Liga Inggris.
(Baca juga: Kisah Dongeng Oestersunds, dari Kasta Keempat di Swedia ke Fase Grup Liga Europa)
Eden Hazard says Chelsea must be alert when facing "top player" and ex-Blue Mohamed Salah #CFC pic.twitter.com/pM6BSfqHjX
— Breathe Chelsea (@BreatheChels) November 24, 2017
Juergen Klopp juga berkata demikian. "Ia masih muda. Pemain dapat berkembang di umur yang berbeda-beda. Saya tak tahu dengan Mo. Saya tak melihat ia bermain untuk Chelsea,"ujarnya.
"Dia ingin bermain lebih. Saya tak tahu apapun tentang situasi mengapa ia pergi dari Chelsea. Saya tak pernah menanyakannya," tambahnya.
Kedua, dari pandangan alternatif dan bisa dibilang teori konspirasi. Motif dasar Chelsea mendatangkan Salah yaitu untuk mencegah Liverpool berkembang.