Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain bertahan berdarah Suriname itu dicomot Groningen dari akademi Willem II pada 2010.
"Kami tahu bahwa saat di Willem II, dia bisa bermain sebagai penyerang. Saya pikir dia bisa tampil baik di lini depan karena Virgil sangat tangguh di udara," ucap Huistra, dikutip BolaSport.com dari The Times.
Huistra, yang pernah mejabat Direktur Teknik Timnas Indonesia, menunjuk satu momen beberapa tahun silam ketika dia memutuskan mendorong Van Dijk maju sebagai bomber utama.
Dalam sebuah laga play-off, Groningen tertinggal agregat 1-5 dari Den Haag.
Pada leg kedua, pertandingan menunjuk skor imbang 1-1 dan Groningen butuh mengatasi defisit 0-4.
"Kami harus melakukan sesuatu yang spesial, memilih taktik spesial. Jadi, saya memainkan Virgil sebagai pemain nomor sembilan (penyerang tengah)," kata Huistra.
Bagaimana hasilnya?
"Dia menjadi ancaman bagi lawan, membuat mereka panik, dan mencetak dua gol," tutur Huistra.
(Baca Juga: VIDEO - Keren! Virgil van Dijk Pernah Cetak Gol ala Diego Maradona 4 Tahun Silam)
Kehadiran Virgil van Dijk sebagai sumber gol alternatif juga terlihat di Celtic FC ketika dia melesakkan 15 gol selama dua musim saja (2013-2015).
Meski berpostur tinggi kekar, VVD punya kecepatan dan tangkas saat melakukan dribel serta menyaingi sprint penyerang lawan.
"Salah satu kekuatan Virgil ialah saat Anda memberinya tantangan, dia akan menjawab dan melebihinya," kata Huistra lagi.