Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Melatih dua klub Prancis, Puteaux dan Stade Francais di dua periode awal, karier kepelatihan Herrera melesat bak meteor karena berkarier di Spanyol.
(Baca juga: Gara-gara Unggahan Ini, Irfan Bachdim Langsung Kebanjiran Komentar Semangat dari Netizen)
Dua klub Spanyol, yakni Atletico Madrid dan Barcelona, dibawanya meraih beberapa gelar.
Tiga gelar bersama Atletico dan enam gelar saat membesut Barcelona.
Pencapaian tertinggi didapatkan Herrera saat melatih salah satu klub raksasa Italia, Inter Milan.
Jika klub-klub Eropa "zaman old" besar karena satu nama pemainnya, misalnya Alfredo Di Stefano-nya Real Madrid, maka bagi kubu La Beneamata terkenal besar karena nama sang pelatih, Herrera-nya Inter Milan.
Pindah ke Inter pada 1960, Herrera menerapkan taktik ultra defensive yang disebut catenaccio.
Ia mengadaptasi permainan bertahan dari Karl Rappan, pelatih asal Austria yang melatih klub Swiss, Servette, pada tahun 1930.
(Baca Juga: Jawaban Zidane soal Ekspresi Tak Senyum Ronaldo Saat Madrid Cetak Gol)
BolaSport.com sadur dari buku "Calcio: A History of Italian Football" dan "The Ball is Round: A Global History of Football", disebutkan Herrera merupakan petualang dalam menerapkan catenaccio.