Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gennaro Gattuso, Peternakan Carlo Ancelotti, dan Mental Rino

By Anju Christian Silaban - Selasa, 28 November 2017 | 17:32 WIB
Gennaro Gattuso merayakan keunggulan AC Milan atas Fiorentina dalam partai Liga Italia di Artemio Franchi, Florence, 10 April 2011. (ALBERTO LINGRIA/AFP)

AC Milan era Carlo Ancelotti tidak cuma klub pendulang gelar bergengsi, tetapi juga peternakan calon pelatih masa depan.

Tengok saja skuat I Rossoneri 2006-2007 yang menjuarai Liga Champions.

Ada nama Filippo Inzaghi, Clarence Seedorf, Cristian Brocchi, Gennaro Gattuso, Massimo Oddo, dan Alessandro Nesta.

Empat nama yang disebut pertama tercatat dalam daftar pelatih AC Milan pada masa mendatang,

Sementara itu, Oddo kini menahkodai Udinese dan Nesta memimpin Miami FC.

(Baca Juga: Eks Bek Inter Milan dan Timnas Italia Populerkan Becak Motor dari Makassar)

Belakangan, sorotan paling besar tertuju kepada Gattuso.

Rino, demikian julukannya karena semangat juang di lapangan, baru didaulat sebagai pelatih anyar AC Milan, Senin (27/11/2017).


Ekspresi Cristian Brocchi saat mendampingi AC Milan melawan Juventus pada final Coppa Italia di Stadion Olimpico, Sabtu (21/5/2016).(TIZIANA FABI/AFP)

Kisahnya sama seperti Brocchi menjelang akhir musim 2016-2017, ketika manajemen membutuhkan pelatih interim untuk menggantikan Sinisa Mihajlovic.

Tak sedikit keraguan meliputi penunjukan Gattuso.

Maklum, sosok berusia 39 tahun itu masih "hijau" di dunia kepelatihan.

Di Italia, dia cuma pernah menangani Palermo dan Pisa yang notabene bukan tim besar.

(Baca Juga: Ironis, Cristiano Ronaldo Kalah Adu Lari dengan Bek Berusia 32 Tahun)

Terlebih lagi, tak ada alumni AC Milan 2006-2007 yang tergolong sukses meniti karier kepelatihan.

Setelah dipecat oleh AC Milan, Inzaghi cuma menangani Venezia di kasta kedua, sedangkan Seedorf gagal membawa Shenzhen FC ke kasta pertama Liga China.

Akan tetapi, keraguan coba diredam Massimo Ambrosini, sesama alumni AC Milan 2006-2007.

"Pengalamannya belum cukup banyak. Ia harus segera menyesuaikan. Tetapi terkadang hubungan di ruang ganti bisa mengalahkan pengalaman yang segudang," tutur eks kapten AC Milan tersebut.

Soal hubungan di ruang ganti, Gattuso bisa mengambil pelajaran dari murid Ancelotti lainnya.


Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, berpose dengan trofi Liga Champions seusai mengalahkan Juventus dalam partai final di The Principality Stadium, Cardiff, Wales, pada 3 Juni 2017.(FILIPPO MONTEFORTE/AFP)

Ambil contoh Zinedine Zidane yang diasuh Ancelotti di Juventus.

Di Real Madrid, Zidane menggunakan kebintangannya pada masa lalu untuk menaklukkan ego para superstar macam Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Sergio Ramos, dan Toni Kroos.

Dua trofi Liga Champions secara beruntun oleh Zidane merupakan bukti tidak terbantahkan.

Lantas, apa modal Gattuso? Ingatlah julukannya, rino, yang mengacu karena kerja kerasnya.

Salah satu alasan AC Milan terpuruk adalah etos di lapangan.

Dicatat oleh Lega Serie A, AC Milan cuma menempati urutan ke-18 dalam hal daya jelajah (105,524 kilometer).

Apabila Gattuso bisa menularkan mental ala rino kepada para pemainnya, AC Milan mungkin punya harapan bangkit.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P