Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Massimiliano Allegri dan Luciano Spalletti bakal beradu cerdas soal taktik dalam laga bertajuk derby d'Italia antara Juventus vs Inter Milan di Allianz Stadium Turin, Minggu (10/12/2017) dini hari WIB.
Kedua pelatih memiliki preferensi berbeda dan agak berlawanan soal urusan teknik dalam skuat.
Acuannya ialah susunan formasi dan pemilihan pemain.
Massimiliano Allegri di kubu Juventus dikenal lebih fleksibel menyesuaikan skema permainan sesuai musuh, tentu juga tergantung ketersediaan materi.
Dia seperti bunglon.
Allegri doyan membongkar pasang dan menaruh pemain tak saklek pada satu posisi.
Pada lain pihak, Spalletti amat konsisten soal pakem formasi dalam tim.
Spalletti seolah memiliki mekanisme yang jelas dalam kepala gundulnya tentang susunan pemain utama, berlawanan dengan Allegri.
(Baca Juga: Andrea Pirlo dan 10 Penyeberang Lain antara Juventus, AC Milan, dan Inter Milan)
Menurut data yang didapat BolaSport.com dari Transfermarkt, perbedaan kedua pelatih itu terwakili jelas dalam hal berikut ini.
Juventus bersama AS Roma adalah klub top Serie A yang menurunkan pemain paling banyak di Liga Italia musim ini.
Total 23 pemain mereka sudah mendapat kans tampil.
Sejumlah faktor, seperti cedera pemain atau opsi rotasi akibat tampil di pentas Eropa, juga mendukung hal tersebut.
Demi mengakomodasi tim, Allegri memakai variasi taktik seperti 4-2-3-1, 4-3-3, 3-4-2-1, hingga 4-4-1-1.
(Baca Juga: Juventus Vs Inter Milan - Duet Perisic dan Candreva, Potret Kekuatan Sayap Nerazzurri)
Untung bagi Allegri, rotasi lumayan drastis ini tidak begitu berdampak fatal karena ketersediaan pemain fleksibel seperti Juan Cuadrado, Kwadwo Asamoah, Mario Mandzukic, atau Federico Bernardeschi.
Karena perubahan yang konstan, tak satu pun pemain Juventus yang selalu tampil penuh dalam 15 pekan awal Liga Italia musim ini, termasuk sektor kiper.
Sementara itu, Luciano Spalletti sebaliknya kukuh dengan pola 4-2-3-1 sebagai pedoman awal.
Skema ini toh tidak kaku karena bisa berubah menjadi 4-3-3 atau 4-5-1 saat laga berjalan.
Begitu konsistennya Spalletti hingga formasi tersebut sudah dimatangkan sejak ajang pramusim.
Inter Milan hanya menurunkan 19 pemain sampai pekan ke-15, terminim di antara semua kontestan.
Ivan Perisic, Milan Skriniar, dan Samir Handanovic bahkan mencatat rekor sebagai tiga pemain yang selalu tampil penuh dari menit awal hingga akhir!
Hasilnya memang sejauh ini positif.
Inter mencapai puncak klasemen dengan keunggulan dua poin atas Juventus.
Cuma, Spalletti mesti menyiasati kalau-kalau konsistensi ini justru berdampak negatif.
Bisa jadi lawan dapat membaca permainan pasukannya jika tampil dengan pola sama terus-menerus, ataupun datang ancaman kelelahan karena tenaga sejumlah personel terus diperas.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on