Milan pun menyodok ke peringkat empat klasemen sementara Liga Italia berkat tambahan tiga poin atas Parma .
AC Milan 2-1 Parma (Patrick Cutrone 55', Franck Kessie 71'-pen/Roberto Inglese 49' )
SUSUNAN PEMAIN
AC Milan (4-3-3) : 99-Gianluigi Donnarumma; 2-Davide Caldara, 20-Ignazio Abate, 17-Cristian Zapata, 68-Ricardo Rodriguez; 79-Franck Kessie , 44-Jose Mauri (11-Fabio Borini 53'), 14-Tiemoue Bakayoko; 8-Suso (7-Samu Castillejo 89'), 10-Hakan Calhanoglu; 63-Patrick Cutrone
Pelatih : Gennaro Gattuso
Parma (4-3-3) : 55-Luigi Sepe; 22-Bruno Alves, 2-Simone Iacoponi, 28-Riccardo Gagliolo, 95-Alessandro Bastoni; 17-Antonio Barilla, 21-Matteo Scozzarella (5-Leo Stulac 78'), 88-Alberto Grassi (9-Fabio Ceravolo 84'); 77-Jonathan Biabiany, 21-Gervinho (10-Amato Ciciretti 62'), 45-Roberto Inglese
Pelatih : Roberto D'Aversa
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST