Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Potensi Pasillo di Camp Nou

By Rizki Indra Sofa - Rabu, 26 Juli 2017 | 14:12 WIB
Lionel Messi tengah memperebutkan bola dengan Mateo Kovacic dalam laga el clasico Barcelona kontra Real Madrid di Camp Nou, 03 Desember 2016. (ALEX CAPARROS/GETTY IMAGES)

Situasi memalukan itu sudah pernah terjadi, dengan Barcelona berada di kubu yang ingin melupakan. Momennya pada 7 Mei 2008.

Jadwalnya sama persis, di jornada ke-36 musim 2007/08.

Madrid kampiun La Liga pada pekan ke- 35 sehingga duel el clasico mingu berikutnya di Bernabeu menjadi momen penghormatan alias pasillo buat Madrid.

Duel tersebut seolah menjadi pelengkap dari musim memilukan dan akhir tragis Barca.

Mereka kalah 1-4 di Bernabeu di duel itu, lantas finis peringkat ketiga di La Liga, dengan tertinggal 18 poin dari Madrid asuhan Juande Ramos. 

Hanya ada satu personel Barca yang masih aktif dan menjadi bagian dari starter tim saat itu.

Siapa lagi kalau bukan sang megabintang, Lionel Messi, yang tatkala itu masih berusia 20 tahun.

Persis satu dekade berselang, jadwal memungkinkan skenario berulang.

El clasico jilid II di La Liga 2017/18 mentas di pengujung kompetisi, 6 Mei 2018.

Sudah pasti Messi tak ingin situasi yang sama terjadi lagi. Kalau pun terulang, La Pulga kali ini pasti ingin di posisi yang diberi penghormatan oleh Madrid.

Sisi positifnya, pasillo satu dekade lalu menjadi momen introspeksi besar-besaran di Camp Nou.

Revolusi terjadi di awal musim berikutnya. Frank Rijkaard dipecat, Josep Guardiola masuk.

Deco dan Ronaldinho dijual, Xavi Hernandez dan Iniesta menjadi mesin utama penggerak Barca.

Selanjutnya adalah sejarah yang tercatat via tinta emas, di mana Pep terbukti menjadi entrenador paling sukses di klub Catalonia itu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P