Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bayern Muenchen Vs Real Madrid - Kurusetra di Allianz Arena

By Willy Kumurur - Rabu, 25 April 2018 | 10:42 WIB
Aksi gelandang Bayern Muenchen, James Rodriguez (kiri), saat berduel dengan pemain Sevilla, Ever Banega, dalam laga leg 2 perempat final Liga Champions 2017-2018 di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Jerman, pada Rabu (11/4/2018). (ODD ANDERSEN / AFP)

Persaingan tertinggi dan paling abadi di dunia ini adalah persaingan antara manusia dengan manusia. Mengapa muncul persaingan?

Adanya persamaan dalam status alamiah antara manusia satu dengan lainnya menyebabkan setiap manusia memiliki dorongan yang sama untuk memperoleh apapun yang dia inginkan. Maka terjadilah persaingan.

Demikian ujar Thomas Hobbes, filsuf masyhur Inggris.

Hobbes meneruskan bahwa setiap manusia memiliki hasrat alamiah untuk mendapatkan penghormatan dan keagungan. Diktum itu juga berlaku di dunia sepakbola.

Dua raksasa Eropa, Bayern Muenchen dan Real Madrid, akan bertemu dalam persaingan sengit di kancah pertempuran milik Der Bavarian, yaitu Allianz Arena, Muenchen, di leg pertama semifinal Liga Champions musim 2017/2018, Kamis (26/4) dini hari WIB.

Semuanya dilakukan demi kehormatan dan keagungan. Apalagi di sana ada motif dan aroma dendam yang amat kental dan menyengat.

Persis setahun yang lalu, Bayern Muenchen berjumpa Real Madrid di perempat final.

Pada leg pertama, Los Blancos mempecundangi tuan rumah Die Roten 2-1 di Stadion Allianz Arena.

Pada leg kedua, pasukan Muenchen pimpinan Carlo Ancelotti berangkat ke Santiago Bernabeu dengan misi tunggal: melumat Los Galacticos di depan publiknya sendiri.

Mereka sekaligus ingin menciptakan suasana “berkabung” bagi fans Madrid dalam upacara “pemakaman” di rumah tim asuhan Zinedine Zidane.

Sampai pertengahan babak kedua, Arjen Robben dkk. telah unggul 2-1; berarti agregat sama kuat 3-3.

Pasukan Don Carlo bermain luar biasa. Namun, malapetaka bagi Der Bavarian datang beruntun.

Wasit asal Hungaria, Victor Kassai, mengeluarkan kartu merah buat Arturo Vidal di menit ke-84, padahal ia merasa tidak melakukan pelanggaran.

Vidal harus keluar sehingga pada perpanjangan waktu 2 x 15 menit, Bayern Muenchen harus bermain dengan sepuluh pemain.

Bencana berikutnya adalah kiper nomor satu Jerman yang mengawal gawang Muenchen, Mauel Neuer, mengalami cedera.

Predator Real Madrid, Cristiano Ronaldo, mengoyak jala gawang Die Roten sebanyak dua kali di babak tambahan.

Derita Bayern Muenchen semakin bertambah dengan tambahan gol bagi Madrid yang dicetak oleh Marco Asensio. Skor 4-2 buat Madrid, sekaligus unggul agregat 6-3 atas Muenchen, sehingga mereka menyingkirkan tim asuhan Carlo Ancelotti dari pentas Liga Champions.

Protes Robert Lewandowski, Thiago Alcantara, dan Arturo Vidal, yang menyerbu ruang ganti wasit, tak mengubah keadaan. 

Laga dini hari nanti antara Bayern dan Real Madrid memiliki nuansa yang berbeda karena kali ini Der Bavarian diasuh oleh Jupp Heynckes, pelatih yang mempersembahkan titel Liga Champions 2013 bagi Muenchen.

Seluruh pasukan Heynckes dibalut tekad untuk menuntaskan dendam kepada El Real sekaligus mendukung sang pelatih kembali meraih prestasi yang sama.

Alasannya, karena sang pelatih akan pensiun pada akhir musim ini.

Bagi Real Madrid, alangkah indahnya dapat mempertahankan gelar dan meraih trofi Liga Champions tiga kali berturut-turut, yang jika tercapai akan menjadi sebuah prestasi yang akan amat sulit disamai oleh tim manapun.

Mata tombak yang tajam mengkilat di kubu Madrid adalah Cristiano Ronaldo, yang selalu mencetak gol dalam 12 penampilan terakhirnya untuk Los Merengues di semua kompetisi.

Ia juga menciptakan 24 dari 50 gol terakhir Real Madrid. Cristiano Ronado akan beradu tajam dengan andalan Bayern Muenchen, Robert Lewandowski.

Kehebatan mereka adalah karena kreativitas. Friedrich Nietzsche, filsuf Jerman pada abad ke-18, menegaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan manusia untuk memfokuskan dorongan-dorongan hasrat di dalam dirinya pada suatu tujuan yang produktif.

Bahwa hakikat dari kreativitas adalah kemampuan manusia untuk fokus pada tujuan yang spesifik.

Jika rivalitas beraroma kreativitas menjadi roh permainan dua raksasa Eropa ini, maka Allianz Arena bisa menjelma menjadi Kurusetra yang indah, kancah Perang Bharatayudha abad ini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P