Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Rasa pahit tetap ada, terutama pelanggarang yang seharusnya penalti dan yang akan menjadi kartu merah,” kata Florenzi dikutip BolaSport.com dari Mediaset Premium.
“Itu membuatmu marah untuk tersingkir seperti ini. Kami kebobolan tujuh gol lebih dari dua kaki, tetapi tanpa gol pertama Mohamed Salah yang offside, dan pada pelanggaran terhadap Edin Dzeko yang tidak offside dan yang benar-benar jelas adalah handball,” ucapnya.
Kontroversial, Setelah Real Madrid, Kini Liverpool Lolos dari Sanksi Penalti! https://t.co/cu0vVOK0eS
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 3 Mei 2018
Kejadian serupa juga terjadi pada laga semifinal sebelumnya ketiga Bayern Muenchen yang disingkirkan dari Real Madrid layak mendapatkan penalti karena handball Marcelo di kotak penalti.
“Jika ada teknologi VAR di Liga Champions, saya tidak tahu apakah final akan menjadi Real Madrid vs Liverpool," ujar Florenzi menambahkan.
"VAR menghilangkan banyak keraguan dan dapat jika seorang wasit tidak melihatnya dalam hitungan detik, tetapi dalam 10 detik Anda dapat menonton cuplikan dan memastikan," tutur pemain asal Italia itu.
Kenapa AS Roma Dilarang Bertemu Tim Inggris Musim Depan? https://t.co/K1Krlwg9fi
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 3 Mei 2018
Selain itu, Florenzi mengklaim bahwa AS Roma layak bangga dengan pencapaiannya di Liga Champions.
“Roma bisa saja mencapai sesuatu yang luar biasa, yang telah diimpikan oleh semua pendukung kami," ucapnya
"Saya pikir seluruh Italia bangga dengan kami malam ini. Itu harus menjadi titik awal bagi kami dan bukan garis akhir," kata Florenzi.
(Baca Juga: 5 Tahun Lalu, Finalis Liga Champions 2018 Ini Hanya Bermain di Klub Amatir)