Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain dari Amerika latin yang direkrut Atletico tak jarang memiliki perawakan yang nyaris persis dengan suku Indian, baik warna kulit dan juga gaya rambutnya yang panjang.
@SergioRamos and @MarceloM12 offer the Champions League trophy to our #RMFans in Madrid! #CHAMP13NS pic.twitter.com/WmMi9qMb03
— #CHAMP13NS (@realmadriden) 27 Mei 2018
Tak hanya sebatas perawakan pemain yang direkrut, ejekan Indian untuk Atletico diberikan karena melihat Stadion Vicente Calderon (stadion lama milik Atletico) yang berada di pinggir sungai.
Pinggiran sungai sendiri adalah area bermukim bagi suku tersebut.
Sejarah suku Indian yang di masa lalu dijajah oleh bangsa kulit putih juga menjadi alasan Madrid memberi julukan itu pada Atletico.
Atletico dianggap masih di belakang Madrid yang sering diperkaya pemain kulit putih Eropa, apalagi julukan Los Blancos yang berarti Si Putih semakin mempertegas julukan Indian itu.
Celebration time at Cibeles! #CHAMP13NS pic.twitter.com/sUlajxDkBh
— #CHAMP13NS (@realmadriden) 27 Mei 2018
Sindiran dengan julukan Indian dari Ramos untuk Atletico dinilai berbau balas dendam, karena sebelumnya pemain Atletico, Juanfran, melontarkan julukan Viking untuk Madrid.
Juanfran mengucapkan hal itu usai membawa timnya meraih gelar Liga Europa dengan mengalahkan Marseille 3-0.
"Biarkan Viking (Real Madrid) mengerti siapa bosnya di ibu kota ini," kata Juanfran dengan megafon saat arak-arakan juara Atletico di kota Madrid.
Julukan Viking sudah diberikan Atletico pada Real Madrid pada tahun 1950-an.
Viking, bangsa barbar dari negeri skandinavia, pernah menginvasi benua Eropa pada periode abad ke-8 hingga 11.
Atletico pun terinspirasi dari kisah itu untuk memberikan julukan pada Madrid yang lapar akan gelar dan berkuasa menguasai Eropa.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on