Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inter Milan membuka perjalanan di Liga Champions dengan menjamu Tottenham Hotspur di Giuseppe Meazza, Selasa (18/9/2018). Laga ini ibarat mesin waktu yang membawa mundur ke masa 8 tahun silam.
Partai kontra Tottenham Hotspur pada laga perdana Grup B ini menandakan comeback Inter Milan di Liga Champions setelah absen enam tahun.
Kubu Inter langsung dihadapkan pada memori duel kedua tim pada fase grup musim 2010-2011.
Musim tersebut menjadi paket pertemuan terakhir Inter Milan dengan Tottenham di Liga Champions.
Dalam dua perjumpaan, mereka saling berbalas kemenangan.
Inter menang 4-3 pada bentrokan pertama di Milan, lalu Spurs membalas dengan keunggulan 3-1 di London.
(Baca juga: Serba-serbi Fase Grup Liga Champions, Termasuk Rekor Ronaldo Vs Messi)
Pertemuan pertama sangat diingat sebagai momen terbitnya bintang Gareth Bale di kancah elite Eropa.
Bale, yang saat itu masih berusia 21 tahun, ibarat hantu bagi pertahanan Inter Milan yang digalang duet tembok tangguh Lucio-Walter Samuel.
Dia juga membuat dua pemain kelas dunia pada masanya, Maicon dan Javier Zanetti, kocar-kacir dengan kecepatan membelah sisi lapangan.
Dalam laga yang berlangsung pada 20 Oktober 2010, Inter Milan selaku juara bertahan Liga Champions awalnya terlihat beberapa kelas di atas Tottenham.
Cuma dalam setengah jam pertama, Inter asuhan Rafa Benitez unggul 4-0 melalui gol-gol Zanetti, Samuel Eto'o (2), dan Dejan Stankovic.
Tottenham Hotspur kewalahan karena mesti menambal lubang di satu titik setelah kiper Heurelho Gomes dikartu merah wasit pada menit ke-8 akibat melanggar Jonathan Biabiany di kotak penalti.
Namun, skenario berubah drastis pada babak kedua.
(Baca juga: Frank Rijkaard hingga Francesco Totti, 6 Insiden Pemain Meludahi Lawan)
Gareth Bale seperti membuat malam di Milan kala itu menjadi pembaptisan sebagai pemain besar.
Lewat performa eksplosif, Bale mengukir hat-trick buat Tottenham pada menit ke-52, 90', dan 90+1'.
Spurs pada akhirnya gagal menang, tetapi pertandingan itu tetap dikenang sebagai momen kelahiran bintang baru.
"Bale sungguh fenomenal. Ia tampil luar biasa. Kami tahu apa yang dapat ia lakukan, tetapi mustahil untuk menghentikannya,” ujar Maicon selepas laga, dikutip BolaSport.com dari FourFourTwo.
Berbekal kepercayaan diri sukses mendobrak pertahanan Inter, Spurs bangkit pada pertemuan kedua hingga gantian menang 3-1 dan finis sebagai juara grup.
Gareth Bale bertahan di Tottenham Hotspur hingga pertemuan berikutnya melawan Inter Milan di babak 16 besar Liga Europa 2012-2013.
"Saya pikir Gareth Bale memancangkan namanya di seluruh dunia setelah pertandingan melawan kami. Cepat atau lambat, dia akan naik level dengan kualitas yang dimiliki."
Ramalan Javier Zanetti pada 2010.
Penyerang sayap Wales itu membantu Spurs mendepak Inter lagi dengan keunggulan aturan gol tandang (3-0, 1-4).
Kini, Tottenham Hotspur sudah tak punya Gareth Bale sejak pergi ke Real Madrid pada musim panas 2013.
(Baca juga: Cristiano Ronaldo Melakukan Hal yang Belum Bisa Lionel Messi Capai)
Akan tetapi, dampak epos Bale delapan tahun lalu di Giuseppe Meazza tetap membekas di skuat Tottenham masa kini.
"Pertandingan nanti akan sangat sulit karena Inter adalah tim hebat dengan sejarah yang besar. Namun, kami selalu yakin dengan kualitas tim ini," ucap pelatih Spurs, Mauricio Pochettino.