Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dapatkah Lionel Messi Menghindari Takdir Suram Pemenang Ballon D'Or?

By Lariza Oky Adisty - Rabu, 11 Oktober 2017 | 15:29 WIB
Megabintang Argentina, Lionel Messi (kedua dari kanan), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Ekuador dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan di Quito, Ekuador, pada 10 Oktober 2017. (RODRIGO BUENDIA/AFP)

Hattrick Lionel Messi ke gawang Ekuador sukses membuat Argentina menyegel satu tempat di Piala Dunia 2018.

Argentina menang meyakinkan atas Ekuador dengan skor 3-1 pada Rabu (11/10/2017).

Lionel Messi menjadi pahlawan timnas Argentina lewat torehan tiga golnya.

Tambahan tiga poin membuat Argentina menduduki peringkat ketiga klasemen akhir Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Amerika Selatan dan berhak lolos secara otomatis.

(Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2018 - Lionel Messi Terancam Ikuti Jejak 4 Pemenang Ballon D’Or)


Megabintang Argentina, Lionel Messi, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Ekuador dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan di Quito, Ekuador, pada 10 Oktober 2017.(RODRIGO BUENDIA/AFP)

Messi pun masih punya kesempatan membawa Argentina juara dunia, sekaligus menghindari nasib sejumlah pemenang Ballon D'Or seperti dirinya.

Seperti diketahui, Messi telah memenangi empat gelar Ballon D'Or hingga tahun 2017.

Sejumlah pemain hebat dunia juga sudah pernah merasakan memenangi gelar bergengsi tersebut.

Namun, menang Ballon D'Or tidak menggaransi apa-apa, termasuk kejayaan bersama negara di Piala Dunia.

Andriy Shevchenko, misalnya, yang mendapatkan penghargaan tersebut pada 2004 ketika memperkuat AC Milan.

Apes baginya, kiprah cemerlang di klub tidak diikuti prestasi positif saat berkiprah di timnas.

(Baca Juga: Harry Kane Menuju Status Kapten Inggris, Nasib 5 Pendahulunya Minim Prestasi)

Pemain asal Ukraina tersebut hanya sanggup membawa negaranya menembus Piala Dunia 2006 sebelum kandas oleh Italia.

Contoh lain adalah bintang Portugal sebelum era Cristiano Ronaldo, Luis Figo.

Pada level klub, Figo merasakan gelar domestik di Liga Spanyol bersama Barcelona dan Real Madrid, serta di Liga Italia dengan Inter Milan.

Belum lagi trofi Liga Champions yg melengkapi catatan gemilangnya bersama klub yang ia bela.


Reaksi Luis Figo dalam partai Liga Champions antara Barcelona melawan Chelsea di Camp Nou, Barcelona, 18 April 2000.(PHILIPPE DESMAZES / AFP)

Seperti berbanding 180 derajat, karier Figo di tim nasional Portugal serba tanggung.

Dia hanya merasakan jadi runner-up Piala Eropa 2004 dan semifinalis Piala Dunia 2006.

(Baca Juga: Presiden Bassar Al Assad Ucapkan Selamat Meski Suriah Gagal ke Piala Dunia)

Selain dua nama di atas, masih ada Michael Owen (pemenang Ballon D'Or 2001) dan Roberto Baggio (pemenang tahun 1993).

Prestasi terbaik Owen di timnas Inggris hanya sampai perempat final Piala Dunia 2002.

Baggio? Setahun setelah memenangi Ballon D'Or, pemain Italia ini gagal mengeksekusi penalti di final Piala Dunia 1994.

Messi sudah menghindari takdir yang sama dengan empat pendahulunya.

Namun, tantangan belum selesai. Dia masih punya misi yang baru akan dimulai: membawa Argentina juara.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P