Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Asing Liga Singapura Musim 2017 Bisa Serbu Indonesia Pada 2018, Ini Penyebabnya

By Estu Santoso - Kamis, 12 Oktober 2017 | 16:08 WIB
Selebrasi para pemain Albirex Niigata seusai mengalahkan DPMM FC pada final Piala Liga Singapura di Stadion Jalan Besar, Sabtu (30/7/2016) malam. (Dok. SLeague)

League 2018 bakal berbeda dengan musim 2017. Semua itu terkait rencana kebijakan baru soal kuota pemain asing dan pesepak bola impor di Liga Singapura pun bisa pindah ke liga negara tetangganya, salah satunya Indonesia.

Kuota pemain asing untuk S-League kemungkinan besar dikurangi dari empat menjadi tiga untuk musim 2018.

BolaSport.com mengutip dari The New Paper (TNP), bahwa kebijakan ini yang diajukan untuk mengubah liga sepak bola profesional lokal Negeri Singa agar menjadi kompetitif.

Sumber TNP mengatakan, aturan baru itu juga ketat dan dua dari tiga pemain asing tersebut harus berusia di bawah 21 tahun.

Saat ini, tujuh dari sembilan klub Liga Singapura diperbolehkan memakai tiga pemain asing dan semua bisa dimainkan.

(Baca juga: Rochi Putiray Sebut Evan Dimas Bodoh jika...)

Lalu ada satu pemain asing yang juga didaftarkan tetapi statusnya pilar impor yang main di Prime League.

Setiap klub peserta S-League juga memiliki tim satelit atau skuat cadangan yang main di Prime League atau kompetisi level dua Liga Singapura.

Untuk musim 2017, ada sembilan klub yang jadi peserta Liga Singapura dan hanya dua tim yang tak pakai pemain asing.

(Baca juga: Bahaya! 10 Tahun Lagi, Sepak Bola Indonesia Bisa Disalip Timor Leste)

Dua klub itu adalah Albirex Niigata dan Garena Young Lions.

Albirex Niigata adalah tim yang diisi semua pemain asal Jepang, karena klub ini tim satelit dari Negeri Sakura.

Sedangkan Young Lions adalah tim dengan komposisi pemain U-22 dari Singapura.

Untuk rencana kuota pemain asing baru yang hanya tiga dan dua nama harus pilar U-21 pada musim 2018, sekarang masih diperdebatkan.


Bek veteran milik Geylang International, Daniel Bennett saat mencoba mengamankan bola saat timnya bersua Albirex Niigata pada laga Liga Singapura di Stadion Jalan Besar, 20 Mei 2016. (Dok. GIFC.ORG)

Apalagi, aturan pemain asing harus U-21 itu terkait dengan rencana Singapura ”menghidupkan” pola pembinaan singkat via jalur naturalisasi yang marak pada awal 2000-an.

Pemain asing di Liga Singapura yang stay selama lima tahun di Negeri Singa bisa memenuhi syarat dinaturalisasi.

Artinya, aturan ini seolah-olah bagian dari cara instan Singapura membuat timnas mereka di level senior kuat tanpa membina pemain lokal.

Jika perubahan itu akhirnya diberlakukan, mayoritas pemain asing di Liga Singapura musim 2017 dipastikan meninggalkan Negeri Singa.

(Baca juga: Soetjipto Soentoro, Penyerang Lubang Berbadan Gempal yang Berstatus Mesin Gol Timnas Indonesia)

Indonesia, Malaysia, Vietnam, termasuk Kamboja dan Filipina hingga Thailand bisa jadi wadah ”muntahan” pemain asing Liga Singapura yang terkena imbas aturan ini.

Ada 21 pemain asing yang saat ini terdaftar sebagai pemain S-League.

Mereka berasal dari 12 negara, yaitu: Myanmar, Brasil, Cile, Argentina, Kosta Rika, Prancis, Jepang, Korea Selatan, Kroasia, Spanyol, Kanada, dan Rumania.

Usia mereka berkisar antara 22 sampai 32 tahun.

(Baca juga: Akhir 2017, Thailand Gelar Turnamen Antar Timnas U-23, Pesertanya Mencengangkan!)

Lima orang asing lainnya, dua dari Amerika Serikat, dan masing-masing satu asal Italia, Kroasia, serta Myanmar, terdaftar untuk main di Prime League.

Dari 21 impor S-League musim ini, hanya tiga yang tiba di Singapura berusia di bawah 21 tahun.

Mereka adalah sayap kanan Warriors FC, Jordan Webb, yang datang ke Singapura pada 2010 saat berusia 21 tahun.

Lalu ada bek Home United, Sirina Camara dengan usia 19 tahun saat ia menandatangani kontrak dengan Etoile, tim asal Prancis yang pada 2011 jadi bagian Liga Singapura.


Ekspresi penyerang Tampines Rovers, Khairul Amri seusai mencetak gol ke gawang Home United pada lanjutan Liga Singapura 2017 di Stadion Jalan Besar, Jumat (12/5/2017).(Dok. SLEAGUE)

Lalu ada pemain Home United lainnya, gelandang asal Korea Selatan, Song Ui Yong.

Dia datang saat berusia 21 tahun ketika gabung The Protector, julukan Home United, pada 2012.

Tiga nama ini kabarnya segera dinaturalisasi dan siap dimaksimalkan untuk membela timnas Singapura.

Namun, beberapa pelatih lokal mengatakan kepada TNP kalau tidak setuju dengan usulan pemindahan pemain asing jadi warga negara Singapura dengan jalur naturalisasi.

(Baca juga: Timnas Vietnam Pesta Gol di Depan Calon Pelatih Baru Mereka asal Korea)

”Apa gunanya mencoba menaturalisi pemain dan membuat mereka kewarganegaraan setelah lima tahun disini,” tutur M Noor Ali, pelatih Geylang International.

”Lalu, kapan Anda bisa mengubah pesepak bola muda lokal menjadi pilar tim nasional hanya dalam waktu dua atau tiga tahun?”

Ali menegaskan, dalam beberapa tahun terakhir, standar pemain asing Liga Singapura belum sesuai dengan standar mereka.

”Misal Webb, dia adalah pemain yang bagus. Tetapi, saya bisa membandingkannya dengan Shawal Anuar (winger Warriors FC) atau Hafiz Nor. Lalu, Camara sebanding dengan Shakir Hamzah (bek Tampines).”

(Baca Juga: Anak Mantan Pemain Klub Indonesia Cetak Gol, Sayang Timnas Singapura Tumbang)

Pelatih Home United, Aidil Sharin juga berbagi keprihatinan serupa.

”Jika Anda melihat semua tim di Piala AFC, tidak ada pemain asing untuk usia di bawah 21 tahun," kata Aidil.

”Mengapa? Karena jika mereka masih muda dan memiliki kualitas yang cukup, mereka akan bermain di Eropa.”

Menurut Aidil, mendapatkan pemain asing usia muda sangat mudah.

(Baca juga: Kapten Dikartu Merah, Timnas Malaysia Dipermalukan Hong Kong)

​​Tetapi, dia menegaskan untuk mendapatkan pemain yang berkualitas tak mudah.

”Rencana (untuk 2018) mungkin tampak bagus untuk masa depan sepak bola Singapura jangka panjang. Tapi bagaimana caranya, semua harus realistis.”

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P