Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dirugikan Gol Kontroversial, Akankan Irlandia Utara Senasib dengan Republik Irlandia di Tahun 2010

By Putra Rusdi Kurniawan - Jumat, 10 November 2017 | 06:45 WIB
Aksi bek sayap timnas Swiss Ricardo Rodriguez dalam partai play-off Piala Dunia 2018 zona Eropa lawan Irlandia Utara di Windsor Park, Belfast, 9 November 2017, (PAUL FAITH / AFP)

Irlandia Utara harus mengalami kekalahan 0-1 atas Swiss di leg 1 play-off Piala Dunia 2018 sebuah lewat penalti kontroversial.

Bermain di kandang sendiri di Stadion Windsor Park, Irlandia Utara terpaksa harus mengakui kemenangan Swiss 0-1 melalui gol penalti kontroversial yang diciptakan oleh Ricardo Rodriguez pada menit ke-58.

Gol penalti Swiss ini dianggap kontroversial karena wasit Ovidiu Hategan yang memimpin laga ini menunjuk titik putih karena pemain Irlandia Utara, Cory Evans dianggap handball di dalam kotak penalti.

Padahal jika dilihat dalam tayangan ulang terlihat tendangan Xherdan Shaqiri mengenai punggung Corry Evans bukan tangan.

Selain mendapat penalti, Corry Evans juga mendapat kartu kuning yang membuatnya harus absen di leg kedua di kandang Swiss.

(Baca Juga: Hasil Play-off Piala Dunia 2018 - Penalti Kontroversial Menangkan Swiss atas Irlandia Utara)

Keputusan kontroversial wasit ini tentu membuat langkah Irlandia Utara menuju Rusia cukup berat karena selain tertinggal agregat 0-1,Swiss juga memiliki keuntungan lewat gol tandang.

Keputusan kontroversial wasit yang menimpa Irlandia Utara di laga play-off ini mengingatkan pada hal serupa yang menimpa Republik Irlandia di play-off Piala Dunia 2010.

Saat itu Republik Irlandia harus gagal ke Piala Dunia 2010 usai kalah agregat 2-1 dari Prancis pada 18 November 2010.

Saat itu gol Prancis yang diciptakan di masa injury time babak perpanjangan waktu tercipta lewat William Gallas tercipta setelah Thiery Henry melakukan handball.

Lewat tayangan ulang jelas sekali Henry mengontrol bola dengan tangannya, namun wasit Martin Hansson saat itu tetap mengesahkan gol Gallas.

Protes kemudian datang dari kubu Republik Irlandia mulai dari permintaan pertandingan ulang hingga menyertakan diri menjadi tim ke-33 di Piala Dunia 2010.

Hanya saja protes itu tidak digubris, sampai akhirnya The Green Boys urung tampil di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Lalu apakah hal serupa akan terjadi pada Irlandia Utara yang notabene akan adalah tetangga dari Republik Irlandia di Piala Dunia 2016?

Wajib kita nantikan di leg 2 saat Irlandia Utara bertandang ke Swiss, Senin (13/10/13) akankah anak asuhan Michael O'Neill akan menuju Rusia tahun depan atau mereka harus mengubur mimpi mereka.

 

Bhayangkara FC dipastikan belum mendapatkan gelar juara Liga 1 2017. Hal itu disampaikan langsung oleh Chief Operation Officer (COO) PT Liga Indonesia Baru, Tigor Shalom Boboy. . Tigor tidak bisa memberikan penjelasan secara detail mengapa Bhayangkara FC belum keluar sebagai juara musim ini. . Padahal di puncak klasemen Liga 1 2017, posisi Bhayangkara FC tidak dapat digeser dari Bali United yang duduk di posisi kedua. . "Bhayangkara FC belum resmi jadi juara," singkat Tigor kepada BolaSport.com dan SuperBall.id, Rabu (8/11/2017). . Tigor hanya mengatakan bahwa status juara Bhayangkara FC tergantung dari banding yang dilakukan Mitra Kukar. . Seperti diketahui, Mitra Kukar mendapatkan hukuman kalah 0-3 dari Bhayangkara FC karena memainkan Mohammed Sissoko. . Padahal Sissoko dilarang memperkuat Mitra Kukar selama dua pertandingan akibat hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. . "Masih mungkin ada ajuan banding dari Mitra Kukar," ucap Tigor. . #bhayangkarafc #liga1 #mitrakukar #sissoko #momosissoko

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P