Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Timnas Italia Butuh Bantuanmu, The Godfather!

By Taufan Bara Mukti - Selasa, 14 November 2017 | 16:07 WIB
Gianluigi Buffon (kedua dari kiri) memeluk Andrea Barzagli setelah timnas Italia bermain imbang 0-0 dengan Swedia pada partai kedua play-off Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stadion Giuseppe MEazza, Selasa (14/11/2017) dini hari WIB. (MARCO BERTORELLO/AFP)

Timnas Italia dilanda krisis setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018.

Meski bermain imbang tanpa gol atas Swedia dalam laga leg kedua play-off, Italia tetap tak lolos karena kalah di leg pertama dengan skor 0-1.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, usai laga itu empat pilar Italia memutuskan untuk gantung sepatu dari level internasional.

Pemain-pemain tersebut bukanlah pemain sembarangan.

Keempat pemain yang memutuskan pensiun adalah Kapten tim Gianluigi Buffon,  menara kembar di lini belakang Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli, serta gelandang pekerja keras Daniele De Rossi.

(Baca Juga: Dua Anggotanya Pensiun, Trio BBC Berubah Menjadi BAR?)

Mereka termasuk pemain yang sulit digantikan.

Posisi pelatih timnas Italia, Gian Piero Ventura, pun digoyang isu pemecatan.

Namun juru taktik berusia 69 tahun itu belum memberikan konfirmasi terkait masa depannya.

Lantas siapa yang bisa menyelamatkan kapal berwujud timnas Italia yang hampir karam? Antonio Conte diprediksi menjadi figur yang tepat.

Pendapat tersebut bukanlah tanpa dasar, Conte kenyang dengan pengalaman berupa tekanan-tekanan yang datang setiap ia menangani tim baru.


Ekspresi pelatih Chelsea, Antonio Conte, dalam partai Liga Inggris lawan Tottenham Hotspur di Wembley Stadium, London, 20 Agustus 2017.(DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)

Ambil contoh ketika Conte memutuskan untuk menangani Juventus pada musim 2011-2012.

(Baca Juga: Jika Gian Piero Ventura Dipecat, 5 Pelatih Top Ini Menjadi Kandidat Nakhoda Timnas Italia)

Beban Conte teramat berat ketika ditunjuk untuk menggantikan Luigi Delneri di awal musim.

Saat pertama diampu Conte, Bianconeri baru saja finis di peringkat ketujuh klasemen sementara Liga Italia.

Di akhir musim pertamanya bersama Juventus, Conte langsung sukses mempersembahkan gelar scudetto.

Tak hanya itu, Conte juga membawa Juventus menjadi runner-up Coppa Italia 2011-2012.

Hingga Conte meletakkan jabatan pada musim 2013-2014, gelar scudetto tak pernah lepas dari genggaman.

Akan tetapi, rapor Conte di Liga Champions tak terlalu mentereng.

Prestasi terbaik Conte adalah mengantar Juventus menembus babak perempat final Liga Champions musim 2012-2013.

Tugas lebih berat diemban Conte ketika memutuskan untuk menukangi Chelsea pada musim 2016-2017.

Bagaimana tidak, Conte diminta mendongkrak posisi The Blues yang di musim sebelumnya hanya finis di peringkat kesepuluh klasemen Liga Inggris.

(Baca Juga: VIDEO - Hujan Salju 20 Tahun Lalu Jadi Saksi Kemunculan Legenda Baru Bernama Gianluigi Buffon)

Namun dengan beban demikian, lagi-lagi Conte menunjukkan kelasnya.

Chelsea langsung dibawa menjadi juara Liga Inggris musim 2016-2017.

Dengan sederet prestasi Conte tersebut, pelatih beralias The Godfather itu dinilai sebagai sosok yang layak dan mampu mengangkat prestasi Gli Azzurri lagi ke level tertinggi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P