Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Adriano 2017 - Sang Kaisar Teriak Histeris dan Menyayat Hati, Lalu Tenggelam dalam Kehancuran

By Hery Prasetyo - Rabu, 20 Desember 2017 | 18:32 WIB
Selebrasi Adriano usai membukukan gol kemenangan Internazionale atas Milan di pengujung pertandingan Derby della Madonnina, 11 Desember 2005. (GETTY IMAGES)

Tahun 2017, tiba-tiba nama Adriano Leite Ribeiro kembali terdengar. Kisah kehancuranna dibicarakan lagi, tapi ada pula rencana kebangkitan.

Pemain yang pernah digadang sebagai pengganti Ronaldo di timnas Brasil itu, pada 12 Oktober 2017, tiba-tiba menyatakan ingin kembali ke sepak bola pada 2018.

Padahal, citra kelam sempat menjadi busananya.

Dia dianggap sudah hancur dan jatuh, tenggelam dalam kehidupan hedonisme.

Minuman keras, wanita, pesta, bahkan kehidupan gangster sempat menjadi citra dirinya.

Dunia sepak bola memang menyayangkan kehacuran Adriano.

Sebagai striker, dia punya kemampuan luar biasa.

Kuat, cepat, terampil, dan tajam hingga menjadi momok menakutkan di depan gawang lawan.

Sebab itu, dia digadang-gadang akan menjadi striker hebat di milenium baru, menggantikan Ronaldo Luis Nazario de Lima.

(Baca Juga: Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne adalah Bukti Bahwa Liga Inggris Kerap Terlalu Cepat Menilai Pemain)


Penyerang Inter Milan, Adriano Leite, beraksi pada laga Liga Champions kontra Valencia di Stadion Mestalla, Valencia, pada 20 Oktober 2004.(JOSE JORDAN/AFP)

Berikut fakta Adriano yang mengagumkan:

1. Umur 17 tahun, dia sudah masuk tim utama Flamengo.

2. Umur 19 tahun, dia dibeli Inter Milan dengan harga 13 juta euro.

3. Dipinjamkan ke Parma di masa 2002-2004, Sang Kaisar mencetak 26 gol dari 44 penampilannya.

4. Pada 2004, dia meraih penghargaan Sepatu Emas kala membawa timnas Brasil menjuarai Copa America.

Kembali ke Inter pada 2004 sampai 2009, prestasinya justru mulai hancur.

(Baca Juga: Bukan Barang Mewah, Ini Kado Natal Terindah yang Diinginkan Jennifer Bachdim)

KESAKSIAN ZANETTI

Kembali berseragam I Nerazzurri, Adriano seolah kehilangan tajinya.

Dalam rencang 2004-2009, dia hanya mencetak 47 gol dari 115 penampilan.

Bahkan, dia sering memiliki skandal di luar lapangan.

Pada 2006, dua kali dia tertangkap kamere berpesta dengan beberapa wanita dan mabuk-mabukan.

Sejak saat itu, Sang Kaisar meniti kehancurannya.

Dia sempat pindah ke Sao Paolo (2008), Flamengo (2009-2010) AS Roma (2010-2011), Corinthians (2011-2012), Atletico Paranaense (2014), dan terakhir di Miami United (2016).

Namun, Adriano tak pernah kembali duduk dalam takhta kaisar, seperti julukannya.


Adriano Leite Ribeiro tengah mencukur janggut di daerah Favela, Rio De Janeiro, Brasil.(DAILY STAR)

Tahun 2016, dia dikabarkan tinggal di kawasan kriminal Vila Cruzerio.

Adriano bahkan dikabarkan terlibat aktivitas gangster.

Bahkan, pernah terlihat dia memegang senjata AK47 bersama seseorang yang dicurigai anggota geng.

Adriano memiliki segalanya untuk menjadi pemain besar dan legendaris, tapi dia sendiri yang menghancurkannya.

Kenapa? Ini jawaban rekan setimnya di Inter Milan, Javier Zanetti yang baru diungkap pada Agustus 2017.


Adriano Leite Ribeiro (kiri) terlihat mengangkat senjata laras panjang.(DAILY STAR)

Menurut kesaksian Zanetti, dia melihat Adriano di kamarnya teriak histeris dan murka pada musim 2005.

Dia membanting telepon dan mulai menangis, bahkan teriakannya begitu menyayat hati.

Itu tak lain karena dia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia.

"Saya melihatnya menangis. Dia membanting telepon dan mulai teriak seolah tak percaya apa yang terjadi pada ayahnya."

"Sejak saat itu, saya dan Moratti (Presiden Inter Massimo Moratti waktu itu), merawatnya sebagai saudara dan melindunginya," kata Zanetti.

"Dia bermain dan mencetak gol demi ayahnya. Tapi, setelah telepon itu, dia langsung berubah total," tambahnya.

Link Adriano:

Adriano Sudah Tobat dan Siap Bermain Sepak Bola Lagi

Sempat Jadi Bandar Narkoba, Adriano Ingin Kembali Bermain Sepak Bola

Ingat Penyerang Inter Milan dengan 'Shoot Power' 99 di Winning Eleven? Ternyata Ia Punya Kisah Tragis

Adriano merasa ayahnya adalah segalanya, karena merawatnya sejak kecil dengan kasih sayang.

Kepada Ronaldo, Adriano pernah mengaku betapa dalamnya kepedihannya setelah sang ayah meninggal.

"Hanya aku yang tahu seberapa dalam penderitaanku," kata Adriano kepada Ronaldo.

"Setelah kematian ayah, ada lobang besar. Aku merasa sendiri. Aku merasa depresi di Italia dan mulai minum minuman keras," lanjutnya.

"Minum alkohol membuatku tenang. Aku minum apa pun, anggur, whisky, vodka, bir. Bahkan, aku sering berangkat ke latihan dalam keadaan mabuk," katanya.

Tak seroang pun yang bisa memperbaiki Adriano, hingga akhirnya ia semakin tenggelam dalam kehancuran.

Kini, dia bertekad kembali ke sepak bola pada 2018 untuk menebus kesalahannya.

"Aku belum menyelesaikan karierku di sepak bola. Sesuatu terjadi dan mendorongku jauh dari sepak bola," katanya.

"Aku akan mulai berlatih pada Januari (2018). Aku belum punya klub," tekadnya.

Semoga, tahun depan Sang Kaisar mampu bangkit dan memamerkan sisa-sisa kehebatannya. (*)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P