Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kaleidoskop 2017 - 7 Pelatih Top yang Dipecat Tahun Ini

By Beri Bagja - Selasa, 26 Desember 2017 | 08:07 WIB
Ekspresi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam pertandingan Liga Italia kontra Inter Milan di Stadion San Siro, Milan, 15 April 2017. (GIUSEPPE CACACE / AFP)

Tahun 2017 merupakan periode mengerikan bagi sejumlah pelatih. Sederet peracik taktik kondang harus kehilangan jabatan sebagai kompensasi penampilan buruk klub mereka.

Di antara lima kompetisi top Eropa, Liga Inggris saja melakukan 11 pemecatan pelatih sepanjang 2017.

Artinya, rata-rata nyaris satu manajer kehilangan pekerjaan per bulan!

Perinciannya, sebanyak 3 orang ditendang pada paruh kedua musim 2016-2017 dan 8 lain angkat koper dalam periode setengah awal 2017-2018.

Berikut 7 pelatih top yang dipecat klub mereka dalam kurun awal tahun hingga menjelang Natal.

1. Claudio Ranieri (Leicester City)


Para penggemar Leicester City menggunakan topeng Claudio Ranieri dalam laga Premier League kontra Liverpool FC di Stadion King Power, Leicester, Inggris, 27 Februari 2017.(ADRIAN DENNIS/AFP)

Liga Inggris gaduh ketika Leicester City memecat pelatih legendaris mereka, Claudio Ranieri, pada 23 Februari.

Status pahlawan sebagai pengantar The Foxes ke tangga juara Premier League perdana sepanjang sejarah tak cukup menjaga kesabaran pemilik klub.

(Baca Juga: Andrea Pirlo dan 10 Penyeberang Lain antara Juventus, AC Milan, dan Inter Milan)

Dibarengi kontroversi, Ranieri dicopot jabatannya cuma 8 bulan setelah membawa Leicester juara liga.

Riyad Mahrez cs memang dilanda krisis aneh soal performa, sehingga terpuruk pada peringkat ke-17 saat Ranieri ditendang.

Pelatih asal Italia itu digantikan perannya oleh tangan kanan dia, Craig Shakespeare.

Ironis, Shakespeare lantas ikut di-PHK pula pada 17 Oktober walau kontraknya sudah dipermanenkan klub.

2. Stefano Pioli (Inter Milan)


Pelatih Inter Milan, Stefano Pioli, saat mendampingi timnya dalam laga Serie A kontra Chievo Verona, 14 Januari 2017. (GIUSEPPE CACACE/AFP)

Pemecatan dini Frank de Boer menular kepada penggantinya di Inter Milan pada Serie A 2016-2017, Stefano Pioli.

Inter sempat berbulan madu di bawah asuhan Pioli karena rekor impresif. Selama periode 29 November 2016-23 Maret 2017, Inter bangkit tancap gas dengan 12 kemenangan dalam 15 partai Liga Italia!

Bahkan dua kemenangan terakhir dalam periode itu lahir dengan skor masif 5-1 (vs Cagliari) dan 7-1 (Atalanta).

Namun, situasi terjadi selanjutnya adalah bencana. Inter hanya memetik dua poin dari 7 partai sampai akhirnya Pioli dipecat pada 9 Mei.

3. Frank de Boer (Crystal Palace)


Reaksi Frank de Boer (kiri) setelah partai Liga Inggris antara Crystal Palace melawan Burnley di Stadion Turf Moor, Burnley, 10 September 2017.(PAUL ELLIS / AFP)

Dalam kurun setahun, Frank de Boer resmi mencatatkan rekor personal yang sungguh tidak mengenakkan.

Dia melakoni dua pemecatan kilat di dua klub berbeda.

Pada 11 September, legenda Belanda itu didepak Crystal Palace akibat start horor di Liga Inggris 2017-2018.

Dalam empat partai perdana, pelatih Belanda berusia 47 tahun itu gagal menyumbangkan satu pun poin dan gol buat Palace.

Sejak diangkat sebagai penerus Sam Allardyce di kursi pelatih per 26 Juni, De Boer cuma berkesempatan menduduki jabatan selama 77 hari.

Sebelumnya, dia dipecat setelah menukangi Inter dalam 14 partai di berbagai ajang pada start 2016-2017.

Berapa lama masa baktinya sebagai peracik taktik Inter? Cuma 85 hari!

4. Carlo Ancelotti (Bayern Muenchen)


Carlo Ancelotti (depan) dan pemain Bayern Muenchen merayakan kesuksesan mereka menjuarai Liga Jerman setelah partai melawan VfL Wolfsburg di VW Arena, Wolfsburg, 29 April 2017.(JOHN MACDOUGALL / AFP)

Nama besar Carlo Ancelotti sekalipun tak bisa mencegah godam pemecatan di Bayern Muenchen.

Gelar juara Liga Jerman 2016-2017 dan Piala Super Jerman 2017 bak terlupakan ketika Bayern digilas Paris Saint-Germain 0-3 di Liga Champions (27/9/2017).

(Baca Juga: Statistik 4 Pelatih yang Dipecat Bayern Muenchen di Tengah Musim, Ada yang Sumbang 5 Gelar)

Ditambah lagi, Bayern harus menengok ke atas ketika puncak klasemen Bundesliga diduduki Borusia Dortmund.

Ancelotti pun didepak cuma sehari seusai dihantam PSG.

5. Vincenzo Montella (AC Milan)


Reaksi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam laga Liga Italia kontra Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada 15 Oktober 2017.(MARCO BERTORELLO/AFP)

Ekspektasi tinggi dan ketidaksabaran menjadi faktor penentu lepasnya jabatan pelatih Vincenzo Montella di AC Milan pada 27 November.

Jasa mengantar Milan menjuarai Piala Super Italia 2016 sebagai trofi pertama klub dalam 5 tahun terakhir tak cukup mempertahankan Montella.

Guyuran uang ratusan juta euro demi merekrut 11 pemain awal musim ini seperti mewajibkan Milan tampil super.

Awalnya kece. Milan menang menggasak 9 lawan dalam 10 partai perdana musim ini.

Hanya, konsistensi itu tak bisa dilanjutkan.

Diwarnai tekanan demi tekanan harus meraih hasil bagus dengan skuat mahal, Montella bersama Milan tergelincir keluar enam besar klasemen Liga Italia.

6. Slaven Bilic (West Ham United)


Manajer West Ham United, Slaven Bilic, menunjukkan ekspresi kecewa seusai kalah dari Manchester City dalam laga babak ketiga Piala FA di Stadion London, Inggris, 6 Januari 2017.(JUSTIN TALLIS/AFP)

Seperti halnya Vincenzo Montella di AC Milan, Slaven Bilic dipecat West Ham United dengan segala pertanyaan tentang kegagalan mendongkrak performa tim berbekal materi mentereng.

Legenda timnas Kroasia itu malah membawa The Hammers terpuruk di zona degradasi dengan hanya 2 kemenangan dari 11 gim.

Padahal, pelatih Manchester United Jose Mourinho pada awal musim sempat memprediksi West Ham sebagai calon pengisi papan atas.

Bilic pun didepak secara ironis pada 6 November.

Dilansir BolaSport.com dari Eurosport, dia pergi dengan rekor pelatih permanen tersukses West Ham di Premier League dengan catatan 1,33 poin per partai.

7. Ronald Koeman (Everton)


Romelu Lukaku (kanan) bersama pelatih Ronald Koeman dalam partai Liga Inggris antara Everton lawan Burnley di Stadion Turf Moor, Burnley, 22 Oktober 2016.(OLI SCARFF / AFP)

Kesalahan terbesar Ronald Koeman yang mengakibatkan dirinya di-PHK Everton ialah alpa mencari pengganti bomber sesubur Romelu Lukaku pada bursa transfer musim panas.

Mengembalikan Wayne Rooney saja tak cukup karena Koeman tak menyertakan perubahan dalam gaya maupun taktik permainan.

Rekor pengeluaran 142,4 juta pounds (Rp 2,6 triliun) bak menguap karena Koeman justru membawa Everton melorot di posisi ke-18 ketika dirinya didepak pada 23 Oktober.

Apes bagi Koeman, dirinya semakin terbukti keliru karena penggantinya, Sam Allardyce, secara perlahan mendongkrak Everton mendekati papan atas kini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P