Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan striker timnas Irak, Younis Mahmoud, lahir pada 2 Maret 1983 di Dibis, Kirkuk, Irak.
Kiprah dari Mahmoud mungkin tak terlalu terlihat ditilik dari kariernya yang ia habiskan di klub-klub negara timur tengah.
Sejumlah gelar diraihnya di level klub, namun tak sebesar di level timnas pada Piala AFC 2007.
Pada gelaran Piala AFC edisi keempat belas itu digelar di empat negara Asean, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Diving Ikonik Meneer Belanda Mantan Pelatih Manchester United)
Irak yang diperkuat dan dikapteni Younis yang saat itu berusia 24 tahun mencetak sejarah dengan memenangkan ajang tersebut untuk pertama kalinya.
Final pada 29 Juli 2007 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Younis mencetak satu-satunya gol kemenangan.
Umpan sepakan pojok dari gelandang kreatif Nashat Akram dikonversinya menjadi gol lewat sundulan ke gawang Yasser Al Mosailem pada menit 73'.
Bersama striker Arab Saudi Yasser Al-Qahtani dan pemain Jepang Naohiro Takahara, Younis menjadi top scorer dengan mencetak empat gol di laga itu.
Selain gelar top scorer, pria yang ikonis dengan tendangan penalti panenka-nya itu juga meraih gelar pemain terbaik.
Setali tiga uang, berkat prestasi gemilang membawa Irak yang kurang disegani menjadi juara Younis masuk dalam daftar pemain calon peraih Ballon d'Or 2007.
Tentu saja masuknya Younis membuatnya menjadi pemain Irak pertama yang masuk dalam jajaran calon pemain terbaik dunia.
Hanya finis di posisi 29 dalam Ballon d'Or, Younis boleh berbangga hati karena ia menjadi runner-up sebagai pemain terbaik Asia di tahun yang sama.
Namanya jelas menjadi tenar, klub-klub Eropa pun memburu tanda tangannya.
Dua klub Prancis yakni Marseille dan Lille ikut bersaing dengan klub Liga Inggris Sunderland demi mendatangkan Younis.
Sayangnya faktor keluarga membuatnya batal berkarier di klub benua biru.
"Saya berbicara dengan Sunderland dua bulan lalu, mereka menanyakan kesediaan saya," kata Younis.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Gol yang Dihadiahi oleh Alam dan Wasit)
"Tetapi ada yang mengganjal karena keluarga saya tak akan bisa pergi."
"Marseille dan Lille juga berbicara dengan saya tetapi keluarga saya ada di Irak."
"Saya ingin mengajak mereka tetapi ayah saya tak akan mau. Mungkin di tahun berikutnya saya akan pergi," jelas Younis.
Nyatanya Younis tak merealisasikan mimpinya, karena di tahun 2007 sampai 2011 ia masih setia bermain untuk Al-Gharafa dimana ia mencetak 72 gol dalam 95 laga.
Karier sepak bolanya ditutup pada 2016 saat membela Al-Talaba, usai itu namanya tak terlalu sering muncul lagi di kabar sepak bola internasional.
Terakhir kali namanya muncul di pemberitaan dunia saat ia bermain bersama bekas pemain timnas Irak di laga persahabatan melawan legenda sepak bola dunia pada 9 September 2017.
Terdapat nama-nama beken yang pernah malang melintang di kompetisi benua Eropa yang melawan Younis cs, seperti Edgar Davids, Michel Salgado, dan Hernan Crespo.
Laga persahabatan itu bertujuan untuk melupakan sejenak perang saudara yang berkecamuk di Irak.
"Ini laga yang penting untuk rakyat Irak," kata Younis dalam jumpa pers sebulan sebelum laga, dikutip BolaSport.com dari Peace-sport.org.
Sekarang tak terdengar lagi kabar dari Younis selain pemberitaan negaranya yang masih dilanda perang.
Semoga di usianya yang ke-38 kali ini ia diberikan kesehatan dan keselamatan.
Selamat ulang tahun untuk satu-satunya pemain yang selalu mencetak gol di empat laga beruntun Piala AFC, Younis Mahmoud.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on