Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Suksesi kepemimpinan Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) pada 2016 membuahkan hasil mengejutkan. FAT memiliki keuntungan sampai 51 miliar rupiah.
FAT menggelar rapat tahunan organisasi di Bangkok pada Jumat (20/4/2018).
Organisasi yang sejak 11 Februari 2016 dipimpin Somyot Poompanmoung ini tak hanya berbenah dalam hal pengembangan pembinaan dan kompetisi.
Neraca keuangan FAT di bawah kepemimpinan Somyot menunjukkan laba dan semakin transp[aran.
Somyot, yang merupakan jenderal polisi, jadi suksesor Worawi Makudi.
(Baca juga: Klub Malaysia yang Melepas Ferdinand Sinaga Bisa Sedikit 'Tersenyum' Karena Kebijakan PSK)
Makudi yang berkuasa sejak 2008 sampai 2015, diturunkan karena sejumlah skandal.
Pada rapat tahunan FAT terbaru, organisasi ini membeberkan laporan keuangan mereka pada 2017.
Pemasukan FAT tahun lalu mencapai 1,44 miliar bath atau setara 639 miliar rupiah.
(Baca juga: Penyerang Indonesia dan Vietnam Kalah dari Pemain Depan Myanmar, Ini Buktinya!)
Sedangkan pengeluaran FAT adalah 1,32 miliar bath atau setara 588 miliar rupiah.
Artinya, organisasi ini memiliki laba mencapai Rp 51 miliar.
Catatan ini disebar ke media dan disebut FAT saat ini yang paling terbuka.
Selama Makudi berkuasa, neraca keuangan FAT tidak jelas bahkan sama sekali tak ada.
(Baca juga: Bukti Selera Klub Liga 1 Bergeser dan Mulai Memilih yang Berbau Uni Soviet)
FAT pun akan mencari auditor internasional yang independen untuk memenuhi transparansi yang diinginkan AFC dan FIFA.
Sebab, AFC dan FIFA akan terus mendukung finansial FAT jika hal itu dilaksanakan.
Suksesi kepemimpinan FAT tak jauh berbeda waktunya dengan PSSI.
Thai FA total income last year was 1,440,987,537 Baht ~ 39 Million Euros.
Total expenses 2017: 1,326,549,074
FA needs to hire a (glaobal) independent auditor for this year, and the accounts need to be transparent. Otherwise, FA will lose financial support from AFC & FIFA.
— thai-fussball.com (@thaifussballde) April 20, 2018
PSSI memiliki pimpinan baru pascakena sanksi pembekuan FIFA pada November 2016.
Saat itu, Edy Rahmayadi memenangi pemilihan ketua umum PSSI.
(Baca juga: Tak Bayar Gaji 23 Pemain, Klub Berusia 48 Tahun Ini Terancam Ditendang dari Liga Malaysia)