Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim nasional (timnas) U-23 Indonesia beruji coba melawan timnas U-23 Singapurapada Rabu (21/3/2018).
Pelatih timnas, Luis Milla, telah memanggil nama-nama yang akan masuk daftar skuat untuk laga tersebut. Pertandingan akan digelar di Stadion Nasional Singapura.
Jelang laga persahabatan tersebut, setidaknya ada lima data dan fakta menarik terkait pertandingan ini:
1. Satu tahun debut Luis Milla bersama timnas Indonesia
Pada laga debutnya, Tim Garuda asuhan Luis Milla harus takluk dari tim tamu, Myanmar.
Sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Ahmad Nur Hardianto di menit ke-22, Indonesia akhirnya takluk 1-3 oleh Myanmar.
Tepat satu tahun setelah laga tersebut, Luis Milla bersama timnas U-23 kembali melakoni laga persahabatan menghadap Singapura U-23.
Pelatih yang pernah menukangi tim Spanyol U-23 tersebut tentu berharap akan meraih hasil yang berbeda dari laga debutnya.
2. Indonesia U-23 unggul pada enam pertemuan terakhir
Sejak tahun 2011, Indonesia U-23 tercatat enam kali menghadapi Singapura U-23.
Dari enam laga tersebut, tim Merah Putih unggul dengan catatan 4 kali menang dan masing-masing sekali imbang serta kalah.
Satu-satunya kekalahan Indonesia U-23 dialami pada laga persahabatan pada 13 Juli 2013. Kala itu, Indonesia U-23 arahan Rachmad Darmawan takluk 0-1 dari Singapura U-23 dalam laga yang berlangsung di Stadion Jalan Besar, Singapura.
Dari catatan gol, Indonesia U-23 unggul cukup jauh dengan torehan delapan gol dan hanya tiga kali kebobolan.
Dalam periode tersebut, Indonesia U-23 juga berhasil mencatat tiga clean sheets.
3. Rekor buruk di Stadion Nasional Singapura
Timnas senior dan U-23 Indonesia punya catatan yang kurang menyenangkan saat bermain di Stadion Nasional Singapura.
Dalam enam laga terakhir yang dimainkan di stadion tersebut sejak 2004, timnas senior dan U-23 mencatat rekor dua kali imbang, tiga kali kalah, dan hanya sekali menang.
Lebih buruk lagi, dua laga terakhir yang dimainkan di stadion yang berlokasi di distrik Kallang, Singapura tersebut berakhir dengan kekalahan telak dengan skor identik (0-5) bagi timnas U-23.
Kedua kekalahan tersebut diderita di laga semifinal dan perebutan juara tiga ajang SEA Games 2015, menghadapi Thailand U-23 dan Vietnam U-23 berturut-turut.
Rekor Indonesia menghadapi Singapura di stadion yang pernah didatangi oleh timnas Brazil dan Argentina tersebut juga kurang bagus.
Di dua laga terakhir menghadapi tim berjuluk The Lions sejak 2004, Indonesia hanya mencatat masing-masing sekali imbang dan kalah.
4. Pelatih anyar Singapura U-23
Setelah gagal di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 bersama V. Subramaniam tahun lalu, Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) menunjuk Fandi Ahmad untuk menukangi Young Lions.
Nama ini bukan-lah nama asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia.
Fandi pernah menjalani karier di Indonesia, yakni sebagai pemain bersama Niac Mitra pada tahun 1982-83, serta sebagai pelatih Pelita Jaya pada 2009-10.
Dengan pengalaman bermain dan melatih di Indonesia, Fandi tentu paham secara mendasar akan gaya bermain dan mentalitas para pemain timnas.
Meski Indonesia U-23 unggul dalam rekor pertemuan, faktor Fandi Ahmad perlu diwaspadai jika tidak ingin meraih hasil buruk.
5. Pemain yang perlu diwaspadai dari Singapura U-23
Dalam skuat Singapura U-23, ada dua nama putra pelatih Fandi Ahmad, yakni Irfan dan Ikhsan Fandi.
Irfan, sang kakak berposisi sebagai penyerang dengan tinggi mencapai 1.88 m.
Bersama Singapura U-23, Irfan mengemas tiga gol dari sembilan penampilan.
Sementara sang adik, Ikhsan, yang baru berusia 18 tahun, adalah seorang gelandang serang dengan tiga caps dan satu gol untuk Singapura U-23.
Selain kakak-beradik Fandi, pemain Singapura U-23 lain yang perlu diwaspadai adalah gelandang serang Adam Swandi.
Pemain yang kini membela tim Albirex Niigata Singapura ini punya catatan bagus saat bermain di tingkat klub di musim 2017 lalu.
Bersama Home United, Adam tampil sebanyak 26 kali dan mencetak tujuh gol.