Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas U-23 Indonesia meraih hasil positif setelah menumbangkan timnas U-23 Singapura dengan skor akhir 3-0 di National Stadium, Singapura.
Ketiga gol kemenangan timnas U-23 Indonesia dicetak oleh Febri Hariyadi (40'), Muhammad Hargianto (50'), dan Septian David Maulana (65').
Timnas Garuda Muda tampil dominan sepanjang laga.
Maka bukan hasil yang mengejutkan jika tim asuhan Luis Milla itu menang besar atas Singapura.
Yang lebih mengejutkan justru penampilan melempem Singapura yang sempat menjadi raksasa sepak bola Asia Tenggara beberapa tahun lalu.
Pada laga itu jelas terlihat level permainan timnas Singapura kalah jauh dibandingkan Indonesia.
Ditilik lebih mendalam, timnas Indonesia juga unggul dalam posisi FIFA per Maret 2018.
Tim Garuda bercokol pada posisi 162 bulan ini, sementara The Lions terdampar di posisi ke-171.
(Baca Juga: Beda 180 Derajat! Febri Hariyadi Dipuja-puja, Pemain Ini Justru Panen Kritik Pedas)
Memang Singapura meningkat dua setrip dari bulan lalu (173), namun itu adalah peringkat terburuk Singapura sepanjang sejarah.
Sejak 2015, peringkat FIFA Singapura terjun bebas. Sempat berada di posisi 149, timnas Singapura terus terperosok hingga akhirnya menempati posisi terburuk, 173, pada Februari 2018.
Artinya, memang sedang ada masalah yang membuat sepak bola Singapura mengalami kemunduran.
Bisa jadi, masalah yang dialami Singapura telah dibocorkan oleh pelatih timnas U-23 mereka, Fandi Ahmad.
Fandi menyebut timnas Singapura kurang profesional sehingga dipermalukan oleh Indonesia di depan publik sendiri.
"Saya tak bisa menyalahkan para pemain atas kekalahan ini, untuk saat ini yang terpenting ialah kami harus menjadi profesional sepenuhnya," ujar Fandi Ahmad, dilansir BolaSport.com dari laman resmi Federasi Sepakbola Singapura (FAS), fas.org.sg.
Salah satu bukti ketidakprofesionalan timnas Singapura, menurut Fandi, adalah kurangnya pembinaan usia dini.
"Kami berharap para pemain timnas U-23 Singapura tidak melewatkan waktu latihan. Karena di seluruh dunia, di kelompok usia 19-23 tahun, mereka mendapat delapan sampai sembilan sesi latihan setiap pekannya. Dan sesi latihan kami tak mendekati angka tersebut," jelasnya.
(Baca Juga: 5 Tim Ini Berpotensi Menggebrak dan Menjadi Kejutan di Liga 1 2018, Salah Satunya di Luar Dugaan!)
Kondisi yang bertolak belakang justru dialami oleh Indonesia beberapa tahun terakhir.
Di tabel peringkat FIFA, Indonesia selalu meningkat sejak 2016.
Tim Garuda sempat terdampar di posisi 179 pada 2015, lalu meningkat 171 pada 2016, hingga kini berada di posisi 162 pada Maret 2018.
Bahkan, Indonesia baru saja mengirimkan pemain muda, Egy Maulana Vikri, bermain di Liga Polandia bersama Lechia Gdansk.
Namun begitu, Indonesia masih harus berjuang untuk mengembalikan kejayaan sepak bola minimal di level ASEAN.
Sayangnya, meski menang besar atas Singapura, namun laga kemarin tidak membuat Indonesia mendapatkan tambahan poin untuk menapaki tangga peringkat FIFA.
Maklum, laga tersebut tak tercatat sebagai agenda resmi FIFA.