Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas U-23 Indonesia sukses memukul timnas U-23 Singapura dengan skor 0-3 di Stadion Nasional, Singapura, pada Rabu (21/3/2018).
Tiga gol kemenangan Indonesia diciptakan oleh Fenri Hariyadi (44'), Muhammad Hargianto (51') dan Septian David Maulana (65').
Indonesia tampil dominan dan menguasai jalannya pertandingan, meski tak memainkan Evan Dimas.
Posisi Evan digantikan oleh rekannya di timnas U-19, Zulfiandi.
Meski menang besar, timnas U-23 Indonesia bukan tanpa celah.
Berdasarkan data statistik dari Labbola, inilah 5 kelemahan timnas U-23 saat menghadapi timnas U-23 Singapura:
1. Tidak ada pengganti Hansamu Yama Pranata
Pada laga kontra Singapura, Hansamu Yama tak bisa bermain karena menderita cedera.
Pemain Barito Putera itu dikabarkan mengalami cedera tulang rusuk hingga harus memerlukan operasi.
Nah, untuk menggantikan Hansamu, Luis Milla memainkan Andy Setyo Nugroho berduet dengan Ricky Fajrin.
Sayangnya, Andy tak sekokoh Hansamu pada laga itu.
Dia hanya melakukan dua tekel sukses dari tiga percobaan pada laga itu.
Artinya, persentase kesuksesan tekel Andy hanya 66 persen.
Catatan hitam lagi adalah pemain PS Tira itu kurang piawai dalam duel udara.
Dia hanya memenangi satu dari dua duel udara menghadapi pemain-pemain Singapura.
Padahal, duel udara merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki Hansamu Yama.
Namun Andy terbilang sigap melakukan sapuan, buktinya dia bisa mencatatkan lima clearance sepanjang laga.
2. Tidak ada pengganti Evan Dimas
Tak terbantahkan, Evan Dimas menjadi sosok penting bagi timnas Indonesia.
Kemampuan Evan mengatur serangan belum bisa ditandingi pemain timnas U-23 Indonesia lainnya.
Buktinya, ketika Zulfiandi dimainkan menggantikan Evan, lini tengah Indonesia tak cukup hidup.
Sebagai playmaker, Zulfiandi ditugasi untuk membagi bola.
Tetapi, umpan sukses Zulfiandi pada laga itu hanya sekitar 88 persen.
Rinciannya, 64 umpan sukses dari total 72 umpan.
Barang kali, Luis Milla bisa mencoba Syahrian Abimanyu untuk menggantikan Evan Dimas.
Sebab, pemain Sriwijaya FC itu kini mulai mendapat kepercayaan di tim utama Laskar Wong Kito.
(Baca Juga: Beda 180 Derajat! Febri Hariyadi Dipuja-puja, Pemain Ini Justru Panen Kritik Pedas)
3. Ezra Walian belum terbukti kualitasnya
Pada laga itu, Ezra Walian diplot sebagai starter di posisi target man.
Sepanjang 60 menit bermain, pemain Almere City itu hanya membuat dua tembakan tepat sasaran.
Salah satu tembakan dilepaskan Ezra pada menit ke-25.
Padahal Ezra mendapat peluang emas dan tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Zharfan Rohaizad.
Tetapi Ezra gagal menjaringkan bola ke gawang Singapura.
Berdasarkan catatan Labbola, Ezra tak sekali pun memenangi duel udara dari tiga kali kesempatan.
Justru timnas U-23 Indonesia bermain lebih cair ketika Ilham Udin Armaiyn dimasukkan menggantikan Ezra.
Buktinya gol ketiga pada laga itu diawali oleh umpan Ilham kepada Febri Hariyadi yang kemudian memberi operan kepada Septian David dan berbuah menjadi gol.
4. Saddil Ramdani tak cocok di tengah
Luis Milla melakukan eskperimen pada laga kontra timnas U-23 Singapura.
Saddil Ramdani, diposisikan sebagai gelandang serang tengah.
Saddil menggantikan Septian David yang merupakan langganan pada posisi tersebut.
Tetapi, Saddil tak cukup apik memerankan posisi tersebut.
Buktinya dia hanya mencatatkan 65 persen umpan sukses (27 sukses dari 41 umpan).
Dia juga hanya membuat satu kali crossing sukses dari tiga kesempatan.
Yang paling terlihat, selama 83 menit bermain, pemain Persela Lamongan itu hanya membuat dua tembakan, satu tepat sasaran dan satu meelenceng.
5. Osvaldo Haay tak secemerlang Febri Hariyadi
Dari kedua pemain sayap, Osvaldo Haay tak bermain sebaik Febri Hariyadi.
Febri sukses melewati lawan tiga kali, sedangkan Osvaldo tak satu pun.
Dari segi umpan pun, Osvaldo pun kalah dari Febri.
Osvaldo hanya mencatatkan 68 persen umpan sukses, sedangkan Febri 85 persen.
Skor kemenangan bisa makin besar seandainya kedua pemain sayap berfungsi dengan baik.