Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kami belum tahu kekuatan lawan karena sepak bola putri kita selama ini vakum. Tetapi, kita sudah lebih baik dari turnamen sebelumnya dan ini tentunya menimbulkan kepercayaan diri para pemain,” kata Satia Badja kepada BolaSport.com.
(Baca Juga: Salam Terakhir dari Pemegang 2 Gelar Juara Dunia Jelang Pensiun dari F1 pada Akhir 2018)
Walaupun minim pengetahuan soal kekuatan lawan, tetapi sebagai tuan rumah, Garuda Pertiwi tidak ingin kalah begitu saja.
Apalagi saat ini telah banyak terjadi perubahan pada tim, baik fisik maupun mental bertanding para pemain, pasca-Piala AFF lalu.
“Kami punya keuntungan, ada pemain timnas yang pernah dikontrak Maladewa, yaitu Maulina dan Rani Mulyasari. Saya pikir ini menjadi keuntungan untuk tim mengetahui kekuatan lawan,” ucap sang pelatih.
Warga Palestina: Kami Tetap Senang Bahkan Jika Indonesia Mengalahkan Palestina, Mereka Semua adalah Saudara https://t.co/aO7hknWh6c
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 14, 2018
Satia mengaku dirinya menyadari kekuatan lawan di Asian Games ini yang membuatnya tidak memasang target yang terlalu muluk.
“Sekarang fisik dan taktik, semua sudah kami siapkan. Tapi bagaimana pun lawan kita sudah mempersiapkan sejak jauh. Kita tidak memasang target yang besar. Hanya bisa lolos group saja sudah bersyukur,” kata Satia Badja.
Mantan asisten pelatih Sriwijaya FC ini menjelaskan timnya akan tetap menggunakan formasi 4-3-3, tetapi itu pun masih melihat kondisi pemain dilapangan.
“Tidak bisa menurunkan pemain begitu saja, karena ada pemain yang baru sembuh dari sakit. Dan keuntungan mereka tidak terbebani,” kata Satia.
(Baca Juga: Real Madrid Vs Atletico, Los Blancos Bidik Rekor Hat-trick Gelar Piala Super Eropa)
Sementara Ketua Asosiasi Sepak Bola Wanita, Papat Yunisal, berharap timnas putri bisa termotivasi dengan kemenangan timnas putra.
Ia pun menyorot persiapan timnas putri Indonesia terbilang cukup minim jika dibandingkan dengan Maladewa, yang sudah menyiapkan tim sejak 4 tahun lalu.
"Persiapan tim memang terbilang minim dibandingkan Maladewa, hanya 6 bulan,” tutur Papat.