Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berikut sejumlah kicauan pendukung Persib Bandung dengan #MyanmarDay.
Hati berkata #TimnasDay dari amarah untuk @PSSI makan ni #MyanmarDay, geura sadar govloq kalian teh meuni ampun.
— Ilham Widian (@WidianIlham) 10 October 2018
#MyanmarDay maafkan kami ibu pertiwi. Bukan kami tidak mencintai engkau karna harus mendukung #MyanmarDay . Kamu jangan salahkan kami tapi salahkan lah the jak mania karna kata mereka hanya the jak mania yang boleh dukung timnas. pic.twitter.com/qxBEgo6sds
— N Azwa (@Nira_azwa) 10 October 2018
Ini bentuk perlawanan kami pada Federasi, ga mslh soal nanti Myanmar menang atau kalah, sebab esensi nya bukan itu, power of bobotoh dlm bentuk tagar #MyanmarDay lah yg ingin kami tunjukkan, bahwa di medsos saja kami sudah kyk gini, apalagi kalau show of force di jalanan nanti?
— #HijiOgeMaung (@maung_biroe1933) 10 October 2018
4) Level of Analysis nya justru bukan di nasionalisme.
— Aun Rahman (@aunrrahman) 10 October 2018
Tapi tagar #MyanmarDay ini justru jadi representasi salah satu budaya Sunda yaitu satir, guyon, dan penuh heureuy.
#MyanmarDay bukan berarti ga dukung indonesianya, tapi gak dukung timnas produk PSSI rezim sekarang dengan ketua yg bilang udah pusing tapi masih aja kekeuh rangkap jabatan.
— aziz (@aziz19331) 10 October 2018
Ramekeun ah #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay #MyanmarDay pic.twitter.com/XtVVqpHdHs
— #HijiOgeMaung (@maung_biroe1933) 10 October 2018
Benci "federasi" bukan berarti benci timnas..negara demokratis bebas dong mau dukung siapa..#MyanmarDay
— BOBOTOH_NOMADEN (@BOBOTOH_NOMADEN) 10 October 2018
Gak doyan timnas @PSSI #MyanmarDay
— WE ARE PERSIB FANS (@wearepersibfans) 10 October 2018