Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas Indonesia memainkan laga pertamanya di bawah pantauan langsung pelatih Bima Sakti kala mengalahkan Myanmar 3-0 pada Rabu (10/10/2018).
Kemenangan timnas Indonesia datang lewat gol-gol Alberto Goncalves dan dua dari Irfan Jaya pada babak pertama.
Hasil timnas Indonesia ini menjadi kemenangan pertama Bima Sakti yang memantau langsung dari sisi lapangan setelah ia menjalani skorsing kontra Mauritius.
Timnas Indonesia mencatatkan beberapa statistik menarik ketimbang lima laga terakhir, persahabatan kontra Mauritius dan Islandia serta tiga laga Aceh World Solidarity Cup (Tsunami Cup) kontra Kyrgyszstan, Mongolia, dan Brunei Darussalam.
Kendati mengalahkan Myanmar dengan skor akhir 3-0, timnas hanya mencatatkan 51 persen penguasaan bola.
Persentase ini lebih rendah dari lima persahabatan terakhir timnas senior.
Disadur BolaSport.com dari Labbola, pada rentang lima laga tersebut, timnas mencatatkan rataan 62,8 persen penguasaan bola dengan tertinggi kontra Brunei Darussalam (70 persen) pada Aceh World Solidarity Cup (Tsunami Cup).
Bahkan, saat menghadapi Islandia pun Timnas Garuda masih mencatatkan 59 persen penguasaan bola.
Pada laga tadi, beberapa pemain terlihat melakukan kesalahan operan, terutama pada fase awal laga dan ketika pergantian-pergantian pemain telah dilakukan.
Timnas secara total melakukan 440 operan sukses. Jumlah itu memang lebih tinggi dari rataan lima laga terakhir (306).
Mungkin, salah satu faktor yang menyebabkan rataan tersebut rendah adalah kondisi lapangan di Tsunami Cup yang sangat buruk sehingga timnas hanya mencatatkan 165 operan sukses kontra Kyrgyzstan dan 175 lawan Mongolia.
Terbukti, jumlah operan sukses pada laga kontra Myanmar jauh lebih rendah ketimbang pada laga persahabatan terakhir kontra Mauritius (509)
(Baca Juga: Timnas Indonesia Vs Myanmar - 30 Operan Pembeda Superioritas Skuat Garuda)
Berikutnya adalah soal tembakan ke gawang. Alberto Goncalves cs mencatatkan 7 tembakan tepat sasaran di Stadion Wibawa Mukti, venue laga tersebut.
Angka ini sama dengan rataan timnas dalam lima laga terakhir.
Garuda paling banyak mencatatkan tembakan ke gawang pada rentang waktu tersebut kala menghadapi Mongolia di Tsunami Cup (13).
Tak mengherankan juga apabila angka terendah dalam rentang laga tadi adalah saat menghadapi Islandia (1).
(Baca Juga: Timnas Indonesia Vs Myanmar - Skuat Garuda Menang Telak, 4 Pemain Catatkan Debut Manis)
Walau gol pertama timnas Indonesia kontra Myanmar datang dari kepala Alberto Goncalves hasil umpan silang Febri Haryadi, sebenarnya akurasi umpan silang (20 persen) Garuda masih lebih buruk di laga ini ketimbang rataan lima pertandingan terakhir (27,9 persen).
Statistik menarik lain adalah jumlah pelanggaran (3) minimal yang dicatatkan timnas Indonesia pada laga tadi.
Jumlah tersebut paling sedikit dari lima laga terakhir yang melahirkan secara rata-rata 16 pelanggaran per laga.
Hal menarik lain adalah aksi pemain di laga tadi.
Labbola mendefinisikan aksi sebagai parameter yang dicatat oleh data collector mereka. Ada sekitar 60 parameter yang bisa menentukan aksi.
Contoh, apabila Evan Dimas melakukan tekel sukses lalu passing ke Stefano Lilipaly, hal tersebut terhitung sebagai 2 aksi.
Nah, bek tengah Ricky Fajrin menjadi pemain yang paling banyak melakukan aksi (99) pada laga kontra Myanmar.
Jumlah itu menjadikan bek sebagai pemain yang paling berpengaruh dalam empat laga terakhir timnas.
Sebelum ini ada nama Hansamu Yama (110 aksi kontra Mauritius dan 81 aksi kontra Islandia) dan I Putu Gede Juni Antara (65 aksi kontra Kyrgysztan).