Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PSSI dan 7 Kejanggalan di Balik Drama Penetapan Bima Sakti Serta Pemberhentian Luis Milla

By Ramaditya Domas Hariputro - Senin, 22 Oktober 2018 | 21:00 WIB
Pelatih timnas U-23, Luis Milla mengobrol santai dengan asistennya Bima Sakti menjelang laga uji coba melawan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (31/7/2018). ( YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM )

Muncul kejanggalan dalam keputusan PSSI soal pemberhentian Luis Milla dan penetapan Bima Sakti sebagai pelatih timnas Indonesia.

Pada Minggu (21/10/2018) siang, PSSI resmi menunjuk Bima Sakti Tukiman sebagai pelatih timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Keputusan Bima Sakti sebagai juru taktik timnas Indonesia berdasarkan hasil rapat Komite Eksekutif PSSI.

“Selamat bertugas untuk pelatih Bima Sakti dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada pelatih Luis Milla atas dedikasi dan kerja samanya selama satu setengah tahun,” kata Joko Driyono.

Baca Juga:

Namun sebelum muncul keputusan itu, ada tujuh hal janggal yang coba BolaSPort.com rangkum.

Hal-hal tersebut didapat dari pernyataan dan fakta yang ditemukan sebelum adanya ketetapan Komite Eksekutif PSSI.

Harga Luis Milla

Muncul kabar bahwa seretnya negosiasi antara PSSI kepada Luis Milla adalah masalah harga kontrak.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yoyok Sukawi, mengatakan bahwa harga kontrak Luis Milla tidak jauh dari pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Namun dikabarkan penilaian harga yang sangat fantastis dari Luis Milla membuat PSSI harus memutar otak kembali.

“Tinggi banget harganya, menyentuh miliar karena memang dia pelatih yang bayarannya mahal,” kata Yoyok Sukawi, Sabtu (20/10/2018).

“Kalau pribadi, ini terlalu tinggi. Tapi kalau ditanya selaku Exco, tidak bisa jawab sendirian. Harus bareng-bareng."

“Semua orang bilang itu tinggi. Sama Jose Mourinho saja terpaut sedikit,” tambah Yoyok Sukawi.

Namun setelah muncul pernyataan itu, dokter timnas Indonesia, Syarif Alwi membantah adanya tuduhan gaji tinggi Milla.

Menurut Syarif, Luis Milla sejatinya tak banyak mau dan tak punya banyak tuntutan soal gaji.


Pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, usai timnya tersingkir dari Asian Games 2018. Indonesia kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab di babak 16 besar sepak bola di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018). (HERKA YANIS/TABLOID BOLA)

Luis Milla enggan hadir

Sekjen PSSI, Ratu Tisha mengatakan Luis Milla tidak ada niatan datang ke Indonesia.

Hal itu dikatakan Ratu Tisha dalam wawancara bersama presenter kondang, Najwa Shihab.

"Dijawab resmi atau tidak yang kami tunggu adalah kehadiran dia ke Indonesia," kata Tisha.

"Apabila datang semua bisa diomongkan, 'kan beres. Sejak tiga hari setelah Asian Games belum ada niatan ke Indonesia."

Padahal, masih menurut Ratu Tisha, komunikasi PSSI dengan Luis Milla lancar-lancar saja.

“Komunikasi kami dengan Luis Milla lancar tapi yang kami mau bukan itu, kami ingin dia harus show up, itu aja,” kata Tisha.

Namun masih menurut dokter timnas Syarif Alwi bahwa Milla sejatinya sangat ingin ke Indonesia.

Dan seperti dalam pengakuan Luis Milla di akun Instagram pribadi, ia masih ingin kembali menukangi Garuda.

Agen Luis Milla

Dikabarkan sebelumnya, agen Luis Milla akan datang ke Indonesia untuk berbicara masalah kontrak.

Namun sang agen justru tidak jadi hadir ke Indonesia dan membuat komunikasi soal kontrak tersendat.


Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. ( ANDREW SIHOMBING/BOLASPORT.COM )

"Agen Luis Milla belum datang dan memang tidak ada rencana untuk datang ke Indonesia," kata Tisha, Kamis (11/10/2018).

"Kami menyelesaikan kontrak via jarak jauh saja," ucapnya menambahkan.

"Dari agennya menolak hadir dan akhirnya menyelesaikan hanya lewat jarak jauh," lanjut Tisha.

Padahal di lain sisi, menurut Bima Sakti sejatinya Luis Milla sangat ingin kembali ke Indonesia dan melanjutkan petualangan bersama timnas.

Sempat muncul nama baru

PSSI sempat menyiapkan rencana terbaru, termasuk sosok pelatih untuk menukangi timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Belum jelasnya Luis Milla setidaknya membuat pusing PSSI untuk menyiapkan sosok pelatih timnas Indonesia.

"Kami sudah menyiapkan alternatif itu, bahkan sampai Z," kata Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, Kamis (11/10/2018).

Padahal saat itu status nama-nama yang mencuat sudah memiliki klub, seperti Simon Mc Menemy (Bhayangkara FC) dan Rahmad Darmawan (Mitra Kukar).

Kepastian dari Edy Rahmayadi

Dalam wawancara salah satu televisi Nasional, CNN Indonesia, Edy Rahmayadi memastikan jika Luis Milla kembali melatih timnas Indonesia.

Dalam kesempatan itu pula, Edy bahkan menyebut jika Luis Milla akan tiba di Indonesia pada hari Jumat (19/10/2018).

Namun pada kenyataannya PSSI justru memilih Bima Sakti Tukiman dan resmi mengakhiri kerja sama dengan Luis Milla.

Pernyataan Edy tak sesuai dengan fakta sebenarnya. Sebab dua hari setelahnya, Minggu (21/10/2018) PSSI mengumumkan nama Bima Sakti.

Alasan Luis Milla berhenti

PSSI tak membeberkan alasan pemberhentian Luis Milla sebagai pelatih.

Memang, kontrak Luis Milla sejatinya sudah selesai setelah Asian Games 2018.

Namun setelahnya PSSI menawarkan kontrak lanjutan kepada Luis Milla.

Hingga pada hari penentuan yakni Minggu (21/10/2018), tak ada keterangan soal alasan pemberhentian Luis Milla.

Hanya saja, PSSI melalui Wakil Ketua Umum Joko Driyono memberi ucapan terima kasih atas kerja samanya.

Pembatalan kontrak sepihak

Asisten pelatih Luis Milla di tim nasional Indonesia, Miguel Gandia, menyebut ada pembatalan kontrak sepihak dari PSSI.

Kepada sejumlah awak media, termasuk BolaSport.com, Gandia menyatakan bahwa sesungguhnya PSSI sudah menyepakati kontrak baru dengan Luis Milla.

Akan tetapi, PSSI malah membatalkan kesepakatan itu dan kemudian menunjuk Bima Sakti Tukiman sebagai pengganti Milla.

"Ya, itu memang benar," ujar Gandia membenarkan soal perjanjian kontrak baru Milla yang telah disepakati PSSI, Senin (22/10/2018) sore.

Namun Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yoyok Sukawi membantah akan tudingan itu.

Constant breaking of contract itu artinya mengingkari kontrak, bukan pemutusan kontrak sepihak. Itu beda,” kata Yoyok.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Mungkin andai bertemu dengan Indonesia lagi, timnas Taiwan wajib lebih berhati-hati! #timnasindonesia

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P