Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Legenda timnas Indonesia, Rochy Putiray, mengungkapkan karakter mantan pelatih skuat Garuda, Luis Milla.
Dalam sebuah wawancara di channel Youtube Asumsi, Rochy Putiray buka-bukaan soal sepak bola Indonesia bersama dua jurnalis olahraga, Pangeraan Siahaan dan Anton Sanjoyo.
Pada kesempatan itu, Rochy Putiray mengungkapkan karakter mantan pelatih timnas Indonesia, Luis Milla.
Menurut Rochy, timnas Indonesia di era Luis Milla mengalami banyak perubahan positif.
"Anak-anak diajari bermain sabar, dewasa, percaya diri. Itu luar biasa. Milla nggak cuma melatih main bola, tetapi mindset pemain yang diubah," ucap Rochy Putiray dalam wawancara tersebut.
Baca Juga:
Bahkan, mantan pemain Persijatim Solo FC itu berani menjamin jika Luis Milla masih menjadi pelatih timnas Indonesia, Hansamu Yama dan kolega tak akan gagal di Piala AFF 2018.
"Kalau misalkan Luis Milla yang pegang, kita nggak akan gagal (di Piala AFF)," tutur Rochy Putiray.
"Pada saat Milla pegang, dua tahun kita akan juara di Piala AFF," kata Rochy lagi.
Berdasarkan yang diketahui Rochy, Luis Milla adalah sosok yang bersih dan tak suka diintervensi.
"Setahu saya saat komunikasi dengan Bima Sakti, Luis Milla itu pelatih yang nggak bisa 'diatur'," ucap mantan pria kelahiran Maluku itu.
(Baca Juga: AFC Lakukan Blunder, Nama Indonesia Ada di Semifinal Piala AFF 2018)
"Kalau Milla nggak bisa diatur, berarti timnas kita menangan. Kalau timnas kita menangan, berarti orang-orang federasi nggak dapat duit," ujarnya.
Rochy Putiray menilai bahwa ada hal-hal yang tak bisa diatur oleh "orang federasi" saat timnas Indonesia dipegang oleh Luis Milla, hal yang membuat Garuda tak mau dipaksa kalah saat bertanding.
"Kan kalau taruhan kan kita harus kalah, bukan harus menang," ujar Rochy.
Rochy Putiray juga menyayangkan timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018 saat posisi pelatih dipegang oleh Bima Sakti, mantan asisten Luis Milla.
(Baca Juga: Mario Gomez Lempar Isyarat Bertahan di Indonesia, Persib atau Bali United?)
Rochy juga mempertanyakan apakah Bima Sakti bisa 'diatur' oleh "orang federasi" yang disebut di atas sehingga timnas tak berhasil di gelaran tersebut.
"Itu (kegagalan di Piala AFF 2018) yang bisa jawab cuma Bima. Dia bisa nggak 'diatur'?" ujar pria 48 tahun itu.
"Karena pada saat saya komunikasi dengan Bima, tidak seperti yang dia tunjukkan dalam pertandingan," tutur Rochy lagi.