Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an sampai awal 2000-an? Ternyata, eks playmaker asal Brasil ini mengatakan jadi korban penipuan sebelum tiba di Tanah Air.
Pemain yang saat masih jaya mempunyai akurasi tendangan ini sekarang sedang menganggur selepas keluar dari klub Liga 2, PSGC Ciamis.
Ditemui BolaSport.com di Hotel Santika, Kota Bekasi, Carlos De Mello sedang mengunjungi rombongan Persipura Jayapura lalu bercerita soal kehidupannya di Indonesia.
Pria yang pernah merasakan empat kali final Liga Indonesia bersama Petrokimia Putra, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, dan Persita Tangerang ini, punya pengalaman paling bagus pada 1994.
Kala itu, dia bersama Jacksen F Tiago jadi bagian Petrokimia Putra (kini merger dengan Persegres dan jadi Gresik United) dan mencapai final Liga Indonesia.
(Baca juga: Pelatih Timnas Futsal Myanmar Mundur dengan Alasan Konflik Rohingnya)
”Saya tidak pernah lupa partai final 1994 saat lawan Persib, ketika main untuk Petrokimia,” tutur Carlos.
”Walau saat bersama PSM Makassar saya juga ke final dan juara, tetapi pada 1994 berkesan. Itu musim pertama saya dan langsung kalah di final," ujarnya.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on
Carlos bersama Antonio ’Toyo’ Claudio, Claudio Luzardi, Jacksen F Tiago, Gomes de Oliveira, dan Julio Da Costa menjadi kloter pertama pemain Brasil yang datang ke Indonesia.
”Kami awalnya sepuluh orang dari Brasil dan diiming-imingi main di Malaysia. Kemudian waktu transit di Singapura, orang yang membawa kami menipu,” ucap Carlos.
”Dia malah kasih kami tiket ke Jakarta, bukan Kuala Lumpur. Walhasil yang empat lainnya pulang. Saya, Jacksen, Toyo, Claudio, Julio, dan Gomes memutuskan ke Indonesia karena sudah kepalang tanggung.”
(Baca juga: Filipina Kembali Kalah Telak, tetapi Pesta Gol Vietnam Tak Sebanyak Indonesia)
Sesampainya di Indonesia, Carlos sempat ditampung di Hotel Indonesia, Jakarta.
Beberapa hari kemudian, dia langsung menuju Gresik untuk bergabung dengan Petrokimia Gresik bersama Jacksen.
Sementara itu, Gomes serta Julio ke Mitra Surabaya dan kemudian Claudio dan Toyo pergi ke Semen Padang.
”Awalnya saya dan Jacksen bisa ke Petrokimia Gresik karena tinggal satu klub saja tersisa yang butuh pemain asing,” kata Carlos.
“Sebelumnya, orang PSSI bilang: ”tinggal ada satu klub sisa saja dan itu tim jelek.” Tetapi, akhirnya Anda lihat kan, saya dan Jacksen bisa bawa tim ke final,” ujarnya.
Total, Carlos De Mello sudah bermain selama sepuluh musim di Indonesia dan menjuarai dua Liga Indonesia bersama Persebaya (1996/1997) serta PSM (1999/2000).
(Baca juga: Tsubasa Kena Kartu Merah, Klub Jepang Ini Tetap Berkuasa di Puncak Klasemen)
Berkat pengalamannya di Indonesia, Carlos pun bercerita tentang pemain-pemain hebat yang pernah dihadapinya.
”Kurniawan Dwi Yulianto, Ajat Sudrajat, Fachri Husaini, dan Widodo Cahyono Putro adalah striker hebat yang pernah saya temui,” tuturnya.
”Kemudian Robby Darwis, Nur Alim, dan kiper Hendro Kartiko adalah pemain terbaik di lini pertahanan yang pernah saya hadapi dan menyulitkan.”
Sekarang, ayah dari gelandang Rafael Lima (eks pemain PS Bangka) dan kakak dari Joao Carlos Quinto (eks pemain tengah Arema) ini menetap di Jakarta.