Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
17 tampil di final Piala Soeratin U-17 buyar seketika setelah didiskualifikasi akibat menggunakan pemain yang tidak sah.
Keputusan didiskualifikasinya Persiter U-17 dikeluarkan pada Kamis (26/10/2017) malam.
Dengan demikian, posisi mereka digantikan Persita Tangerang U-17, tim yang dikalahkan Persiter U-17 di semifinal.
Di final, Sabtu (28/10/2017) mendatang, Persita U-17 akan menghadapi Penajam Utama U-17.
(Baca Juga: Persela Buka Peluang Pertahankan Aji Santoso)
Gagalnya Persiter U-17 ke final membuat pelatih Rachmat Rivai terpukul.
Apalagi kegagalan itu disebabkan faktor non-teknis, yaitu ada pemain yang dinilai tidak sah karena pencurian umur.
“Ini yang membuat saya heran. Padahal pemainnya sudah bermain di penyisihan zona. Dengan demikian, dia sudah lolos screening di daerah."
"Lalu saat bermain di tingkat nasional, data dirinya dipersoalkan. Ironisnya ini terjadi saat menjelang final,” kata Rivai.
Yang sedikit membingungkan, Persiter U-17 menghadapi tudingan yang beragam.
Sebelumnya, mereka disebut-sebut menggunakan pemain yang seharusnya tidak boleh diturunkan karena tidak termasuk yang diputihkan.
Namun, mereka ternyata didiskualifikasi karena kasus yang berbeda.
“Kami menghadapi banyak isu tak jelas. Semula kami dipersoalkan memakai pemain yang tidak terkena pemutihan."
"Lalu kami menjelaskan bila pemain itu tidak langsung mendapatkan kartu merah. Dia mendapat kartu kuning dulu sebelum kartu merah. Jadi bisa diputihkan. Tapi ternyata kami didiskualifikasi karena pemain yang tidak sah,” ujar Rivai.
(Baca Juga: Viral! Suporter Lakukan Hal Tak Senonoh di Laga Tottenham Hotspurs Vs West Ham United)
Kegagalan ini membuat masyarakat Maluku Utara kecewa. Menurut dia Persiter U-17 tidak hanya mewakili Ternate tapi seluruh Maluku Utara.
Apalagi masyarakat Ternate yang berada di Jakarta siap datang ke Yogyakarta untuk memberi dukungan tim di laga final. Mereka akan bergabung dengan masyarakat Ternate di Yogyakarta.
“Mereka bertanya-tanya kenapa Persiter U-17 gagal ke final. Mereka pun kecewa setelah mendapat penjelasan bila tim menghadapi masalah,” jawab Rivai yang tahun lalu membawa Persihaltim Halmahera Timur ke 8 Besar Piala Soeratin U-17.
(Baca Juga: Pengakuan Jacksen F Tiago Soal Pembibitan dan Sepak Bola Usia Dini di Banjarmasin)
Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, mengungkapkan Persiter U-17 didiskualifikasi karena menggunakan pemain yang tidak sah.
Menurutnya sanksi tegas harus diterapkan demi membangun dan menjaga kualitas dan integritas kompetisi pemain usia muda.
(Baca Juga: Komunitas Suporter Madura United, Trunojoyo Mania Rayakan Hari Jadi Ke-4 dengan Aksi Protes ke Komdis PSSI)
“Kami ingin membangun kompetisi yang mengedepankan respek, disiplin dan fair play. Langkah ini dimulai dari kompetisi yang melibatkan pemain usia muda. Ini menjadi kesempatan kita membangun karakter pemain,” kata Ratu Tisha.
“Kami juga ingin memastikan laga final mempertemukan dua tim dengan kualitas terbaik dan mengedepankan fair play,” tambah Ratu Tisha.