LIMA Futsal Malang - Uniska Bawa Pulang Dua Kemenangan

UMM menunjukkan kengototan yang lebih tinggi di paruh pertama. Mereka kembali memimpin pada menit ke-18. Tembakan Haqqi Wahyudi dari luar lingkaran menembus gawang Uniska yang mengenakan kostum hijau di laga ini.

(Baca Juga: Gempa Situbondo Terasa Sampai Surabaya, Andik Vermansah Langsung Panjatkan Doa Begini)

Uniska, satu-satunya tim dari luar Malang, menekan kembali di babak kedua. Serangan balik cepat Uniska kembali berbuah gol penyeimbang pada menit ke-24. Janu menyelesaikan assist Sidik dari kanan.

Empat menit berselang, Uniska akhirnya memimpin untuk pertama kali di laga yang diihelat di GOR Ken Arok, Malang, ini.

Setelah menerima bola kick-in dari M. Khusnur Rofiq di sayap kanan, Rafi Cahyo Putro melesatkan tembakan dari luar lingkaran pertahanan UMM yang gagal ditahan kiper lawan.

#POPULER Sosok Istri Khabib Nurmagomedov, Wanita Cantik yang Tak Pernah Muncul di Media Sosialnya https://t.co/ooxGl8gqqA

— BolaSport.com (@BolaSportcom) October 11, 2018

UMM masih menunjukkan ketangguhan dengan balasan di menit ke-35.

Wasit menghadiahi tim kota tuan rumah yang berkostum putih di duel ini setelah pemain Uniska, Brian Mandala Putra dianggap menjatuhkan Vazrin Vauzan Madu di dalam lingkaran.

Haqqi menyamakan skor dari titik putih.

Kedua kubu sama-sama mencoba menuntaskan ambisi mereka meraih kemenangan. Setelah skor 4-4, kedua tim silih berganti melancarkan serangan.

(Baca Juga: Kapten Liverpool Ogah Disentuh Bek Manchester City Saat latihan Bareng)

Pembeda itu datang saat duel tersisa 15 detik lagi. Uniska mendapat semipenalti, yang bisa dikonversi menjadi gol oleh Rafi. Uniska pulang dengan kemenangan kedua.

UMM masih bisa menambah jumlah kemenangan mereka di partai terakhir mereka pada Kamis (11/10). Mereka akan menghadapi UIN Malang.

Bukan Jose Mourinho, Alasan Performa Buruk Paul Pogba adalah Trofi Piala Dunia 2018 https://t.co/mHqgYel1R2

— BolaSport.com (@BolaSportcom) 11 Oktober 2018

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

Selama 10 tahun terakhir Indonesia tidak ramah dengan pelatih lokal. Ada enam nama asing yang menangani timnas dalam periode tersebut. Empat pelatih Indonesia juga masuk daftar, tetapi tiga di antaranya hanya sebagai caretaker. Isu yang mengapung soal tidak ramahnya timnas dengan pelatih lokal ialah perihal manajemen pemain. Pelatih lokal dianggap tak bisa mencegah intervensi dan tidak dihormati pemain bintang. Karena itu, pelatih lokal paling banter cuma berperan sebagai caretaker alias pelatih pengganti sementara. Selengkapnya silahkan baca di Tabloid BOLA Selasa edar 9 Oktober 2018 #Timnas #LuisMilla #Indonesia #TabloidBOLA

Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada 10 Okt 2018 jam 2:45 PDT