Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat bicara di Forum Diskusi BOLA pada medio November tahun lalu, staf Direktur Teknik PSSI, Ganesha Putera, menyebut pemilik otoritas tertinggi bal-balan nasional tengah memaksa klub untuk memiliki akademi junior.
Daya paksa itu yang boleh jadi kini terwujud dalam Liga 1 Elite Pro Academy 2018.
Diawali dengan Festival Filanesia, yakni invitasi klub untuk kategori U-16 di National Youth Training Center PSSI, Sawangan, pada Juli lalu, PSSI menggelar kompetisi yang melibatkan tim kelompok usia 16 tahun dari klub-klub yang berkompetisi di Liga 1 2018.
PSSI seperti hendak bergerak cepat. Sebelumnya, kabar yang beredar menyebut kompetisi U-16 ini rencananya digelar pada 2019.
(Baca Juga: Liga 1 Elite Pro Academy U-16 dan Ganggunan Ketidakpastian Masa Depan)
(Baca Juga: Witan Sulaeman: Tidak Berkembang Bila Tak Merantau dan Mimpi Lolos Piala Dunia U-20)
“Negara sepak bola maju memiliki dua jalur pembinaan, yakni yang mengarah ke elite dan amatir. Pemain elite adalah pilihan dari sekolah sepak bola yang kemudian ditarik ke Elite Pro Academy,” kata Direktur Teknik PSSI, Danurwindo, kepada Tabloid BOLA dan BolaSport.com.
“Struktur sepak bola Indonesia juga harus menuju ke sana. Baik level elite menuju profesional maupun level amatir harus sama-sama hidup,” ujar mantan pelatih timnas Indonesia ini.
Nah, bicara soal akademi junior, tentulah pikiran langsung mengarah pada model pembinaan seperti yang dimiliki klub Barcelona dengan La Masia, De Toekomst di Ajax Amsterdam, La Fabrica milik Real Madrid, Knappenschmiede kepunyaan Schalke, serta akademi junior lain yang dipunyai klub-klub top Eropa.
Para pemandu bakat dari akademi-akademi tersebut biasanya memantau talenta seorang pesepak bola muda selama beberapa bulan, bahkan tahun, sebelum mengundangnya bergabung.
Akademi yang dimiliki klub juga terbagi dalam berbagai kelompok usia. Saat berbicara di Forum Diskusi BOLA beberapa waktu lalu, Ganesha juga menyebut hal serupa.
“Klub memiliki akademi dengan diisi dua tim U-15 sampai U-19, lalu ada tim di bawah U-15. Minimal tim kelompok umur itu ada empat,” tuturnya seperti dikutip dari BolaSport.com.
Proses
Dalam hal ini saja sudah langsung terlihat perbedaan dengan para kontestan Liga 1 U-16 Elite Pro Academy 2018. Klub-klub Liga 1 2018 sejauh ini bisa dibilang baru memiliki tim U-16, bukan akademi junior.
Demi memenuhi kewajiban dari PSSI, sejumlah klub Liga 1 sekadar melakukan seleksi untuk membentuk tim U-16. PSIS Semarang U-16 termasuk di antaranya.
“Tim ini dibentuk 2-3 bulan lalu. Para pemain merupakan hasil seleksi dari SSB dan klub di Semarang,” tutur pelatih PSIS U-16, Eko Riyadi.
(Baca Juga: Egy Maulana Vikri dan Status Wonderkid Sepak Bola Indonesia: Harus Belajar dari Kejadian Masa Lalu)
Hal serupa terjadi pada Madura United. “Tim ini memang dibentuk mendadak. Pemain diambil dari seleksi yang diikuti 420 pemain dari keempat kabupaten di Madura,” tutur pelatih Supriyanto, yang pernah membawa Persepam Madura promosi ke ISL 2011.
Danurwindo mengaku maklum dengan kondisi yang terjadi saat ini. Lelaki 67 tahun yang dikenal dengan rambut putihnya ini juga tak terlalu cemas dengan sejumlah elemen di Liga 1 U16 Elite Pro Academy 2018 yang belum ideal.
Ini Penyebab Timnas U-19 Indonesia Tak Mampu Cetak Gol di Babak Pertama Saat Hadapi Taiwan https://t.co/PIinVMOpMy
— BolaSport.com (@BolaSportcom) October 19, 2018
“Yang jelas, setiap klub Liga 1 harus memiliki tim pembinaan usia muda. Mereka juga boleh saja melakukan seleksi untuk mendapatkan pemain terbaik dari mana saja. Sekarang dimaklumi karena ini merupakan proses untuk menuju profesional,” tuturnya.
“Untuk pertandingan Liga 1 U-16, PSSI juga sudah memberikan sejumlah syarat, mulai dari lapangan, ruang ganti, hingga urusan toilet. Tetapi sekali lagi, semua ini butuh proses. Tidak bisa seperti tiba-tiba membalikkan telapak tangan,” ucap Danur.
Pelatih tim Primavera Indonesia ini tetap yakin Elite Pro Academy yang dirancang PSSI bakal bermanfaat bagi klub dan timnas bila dikelola dengan benar.
(Baca Juga: Wawancara Bima Sakti: Saya Bersedia Jadi Pelatih Timnas Senior)
“Akademi U-16 dan U-18 ini adalah cikal bakal klub itu sendiri, sebagai sumber pemain untuk tim senior. Bagi timnas, juga menjadi kolam bakat untuk menyediakan pemain,” katanya.
“Pada akhirnya akan terjadi seleksi alam. Semua tim yang masih kurang baik dalam hal akademi U-16 ini akan ikut memperbaiki diri bila mereka tak ingin tertinggal dari yang lain,” ucap Danur.
Lihat postingan ini di InstagramPiala Asia U-19 2018 FT: INDONESIA 3-1 TAIWAN #timnasday #timnas #timnasindonesia #timnasu19
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada