Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jadi Bahan Gunjingan karena Kurang Berpengalaman, Pebalap Debutan MotoGP Dapat Dukungan

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Rabu, 12 September 2018 | 20:54 WIB
Pebalap Avintia Racing, Christophe Ponsson, berdiskusi dengan kru di sela-sela latihan bebas kedua MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Italia, Jumat (7/9/2018). (DOK. AVINTIA RACING)

"Dia mendapat banyak tekanan karena semua orang membicarakannya, tetapi itu bukan salahnya. Semua orang punya mimpinya masing-masing," ucap Espargaro.

Espargaro mengatakan bahwa MotoGP merupakan kategori balapan yang menuntut kemampuan terbaik dari seorang pebalap.

Pebalap berkebangsaan Spanyol itu menyarankan agar MotoGP memberlakukan sistem superlicence seperti Formula 1 sebagai syarat seorang pebalap untuk tampil dalam balapan.

"Itu adalah kesalahan tim, organisasi. Saya pikir mereka sadar bahwa mereka membuat kesalahan dan ini akan menjadi yang terakhir kalinya," imbuh Espargaro.


Pebalap Aprilia, Aleix Espargaro.(DOK. MOTOGP)

Di tengah kontroversi yang menyelimuti, Christophe Ponsson hampir saja tidak dapat mengikuti balapan andai tidak dapat mencetak waktu lap 107 persen saat latihan bebas.

Sementara saat balapan, Ponsson dapat menyentuh garis finis meskipun menjadi satu-satunya pebalap yang tertinggal 1 lap dari pemenang lomba Andrea Dovizioso (Ducati).

Ponsson sendiri berpeluang untuk kembali tampil pada seri balap berikutnya, yaitu MotoGP Aragon, andai Tito Rabat belum fit untuk kembali ke lintasan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P