Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Romano Fenati kembali mendapatkan dukungan dari beberapa pebalap.
Mantan murid Valentino Rossi itu memang tengah mendapatkan banyak kecaman karena aksi tak terpujinya kepada Stefano Manzi pada balapan Moto2 GP San Marino.
Karena aksinya tersebut, Romano Fenati mendapatkan hukuman larangan turun pada dua Grand Prix dan dipecat dari tim Marinelli Snipers.
Romano Fenati lantas meminta maaf dan mengakui jika dirinya salah, namun kemudian memutuskan untuk tidak balapan lagi.
(Baca Juga: Japan Open 2018 - Daftar Unggulan yang Tersingkir pada Babak Kedua)
Selain kecaman yang datang, Romano Fenati juga mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya.
Meskipun tetap mengecam aksinya, beberapa pebalap menyebut jika Fenati layak mendapatkan kesempatan kedua.
Sebelumnya Joan Mir terlebih dahulu memberikan dukungan dan mengatakan bahwa Fenati layak untuk diberi kesempatan lagi.
Kali ini giliran Alvaro Bautista dan Toni Elias yang memberikan dukungan kepada pebalap muda Italia itu.
"Anda harus memberi kesempatan tidak hanya kepada pebalap, tetapi untuk semua orang, dalam hidup anda harus memberi kesempatan karena kita semua bisa mengalami momen buruk dalam situasi apapun," kata Alvaro Bautista dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Jelas bahwa di antara pebalap, kami salang mendukung. Tetapi saya berpikir bahwa cara saya tidak seperti Joan Mir yang memberikan dukungan karena pernah bersaing untuk gelar juara dunia. Tetapi saya pikir itu hebat apa yang telah dilakukan Joan Mir," lanjutnya.
Hal senada juga dikatakan Toni Elias, yang menyebut jika pemecatan dari tim terlalu berlebihan.
(Baca juga: 9 Pemain Indonesia di Luar Negeri Berpeluang Bela Timnas di Piala AFF 2018)
"Apa yang Fenati lakukan tidak pantas mendapat pembelaan, itu berbahaya dan itu tidak bisa dilakukan, tetapi itu sebabnya penalti dua balapan dikenakan padanya," kata Toni Elias.
"Dia bersalah, dia telah dihukum, ada masalah yang harus diselesaikan. Karier olahraga sesorang yang melanggar kontrak saat ini dan masa depan tampaknya tidak pada tempatnya," lanjutnya.
Toni Elias juga mengatakan bahwa Fenati membutuhkan seorang psikoloh karena dianggap memiliki masalah mengendalikan emosi.