Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pebalap AHRT Indonesia Raih Podium Ke-3 Beruntun di Buriram

By Delia Mustikasari - Sabtu, 1 Desember 2018 | 22:16 WIB
Pebalap AHRT Indonesia. Awhin Sanjaya, berpose setelah naik podium kedua di kelas AP250 pada ARRC 2018 di Sirkuit Buriram, Thailand, Sabtu (1/12/2018). (AHRT)

Di kelas SS600, Andi Gilang kini bersaing untuk memperebutkan posisi runner-up klasemen akhir setelah finis di urutan ke-7 pada balapan pertama hari ini.

Dia memulai balapan dari posisi start ke-15. Gerry Salim yang kembali ke Asia finis di posisi ke-18, setelah semusim ikut balapan Moto3 FIM CEV.

ARRC akan menggelar balapan terakhir muism 2018 pada Minggu (2/12/2018). Balapan AP250 akan dimulai pada pukul 14.05 WIB, sementara SS600 pada pukul 15.05 WIB.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P