Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Emosi Jadi Penyebab Kegagalan Sebastian Vettel Raih Gelar Juara Dunia F1 2017

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 24 Desember 2017 | 16:05 WIB
Pebalap Ferrari asal Jerman, Sebastian Vettel, melambaikan tangan ke suporter setelah menyelesaikan sesi kualifikasi GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (7/10/2017). (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP PHOTO)

"Di Baku, kami (Mercedes) langsung melihat data untuk melihat apakah ada tindakan uji rem yang dilakukan Hamilton, kami tidak menemukannya," ucap Wolff.

"Namun, saat itu emosi dan kemarahan Vettel menang. Jika Vettel bisa mengembalikan waktu, dia tidak akan melakukan hal tersebut," kata Wolff.

(Baca juga: Konsultan Red Bull: Max Verstappen dan Daniel Ricciardo akan Saling Melengkapi)

Tindakan kurang sportif kedua yang dilakukan Vettel terjadi pada GP Singapura, tepatnya sesaat selepas start.

Vettel yang membalap dengan terlalu agresif membuat empat pebalap, termasuk dirinya sendiri, menyudahi balapan lebih awal.

"Saya tidak tahu apakah dia merasa tertekan atau tidak. Namun, Sebastian sadar, untuk mencetak 25 poin di Singapura, dia perlu memimpin balapan sejak start," ujar Wolff.

"Dia mencoba melakukan itu, tetapi dengan minimnya penglihatan dari dalam mobilnya, dia cuma memicu reaksi panjang dengan mobil-mobil lain," kata Wolff.

Pasca-insiden GP Singapura, jarak poin antara Vettel dan Hamilton melebar menjadi 28 poin.

Situasi Vettel semakin terhimpit ketika dia lagi-lagi mencatat hasil gagal finis pada seri balap musim 2017.

Pada GP Jepang, Vettel gagal mendulang satu poin, sementara Hamilton justru tampil digdaya dengan memenangi balapan di Sirkuit Suzuka tersebut.

Sejak saat itu, Vettel tak lagi mampu mengejar perolehan poin Hamilton dan terpaksa puas dengan status runner-up pada akhir musim balap F1 2017.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P