Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Nasib tak bisa ditebak. Bek asal Singapura yang baru dua tahun berkarier debagai pemain pro, Anders Aplin punya peluang bagus akan masa depannya karena memiliki kans gabung klub Liga Jepang.
Ya, Anders Aplin merupakan pemain klub Liga Singapura, Geylang International untuk musim 2017.
Namun, pemuda 26 tahun ini masuk sepak bola pro terbilang telat karena baru sejak dua tahun lalu.
Aplin gabung Geylang International setelah sebelumnya main pada kompetisi amatir di Negeri Singa, NFL atau National Football League.
Dia gabung Eagles, julukan Geylang, pada 2016 dan baru mendapatkan kontrak penuh sebagai pesepak bola pro pada 2017.
(Baca juga: Daftar Apparel Klub Liga 1 Musim 2018, Mulai Produk Lokal, Tanpa Merek, Sampai dari Amerika)
Pada tahun lalu, Aplin juga untuk kali pertama mendapatkan panggilan timnas Singapura dan sejak itu namanya makin meroket.
Kini dalam waktu tiga minggu ke depan sejak tengah pekan lalu, Aplin berada di Jepang.
Dia memdapatkan kesempatan menjalani trial untuk Matsumoto Yamaga, klub kasta kedua Liga Jepang atau J-League 2.
Semua kesempatan ini ini berada di luar imajinasi bek tengah dengan tinggi badan 1,8 meter itu.
(Baca juga: Ada Eks Pemain Borneo FC, Mantan Pelatih PSM Makassar Ini Optimistis pada Liga Malaysia 2018)
Sebab, Aplin sempat putus asa setelah karier sepak bolanya terhenti saat harus melakoki kewajiban layanan nasional (NS).
Padahal, dia pelopor pesepak bola muda yang masuk jalur Sports School pada 2004.
Namun, Aplin hanya menyaksikan rekan-rekannya seperti Safuwan Baharudin dan Madhu Mohana tampil untuk skuat Young Lions di Liga Singapura.
Sedangkan Aplin harus melakoni NS dan dia akhirnya memperpanjang jasanya sebagai komando selama setahun.
(Baca juga: Bek asal Nigeria Milik Madura United Telah Tiba di Indonesia)
”Kebanyakan pemain muda biasanya pergi gabung Young Lions atau main di Liga Primer Singapura setelah gabung Akademi Sepak Bola Nasional,” kata Aplin, dikutip BolaSport.com dari The New Paper.
”Saya melihat rekan setim pergi dengan rute itu saat berada di NS. Sejujurnya, saya pikir kesempatan saya bermain di S-League telah hilang dengan kenyataan ini.”
Dia kemudian pergi gabung Singapore Cricket Club dan Singapore Recreation Club yang main pada kompetisi amatir NFL.
Namun saat itu, pelatih Geylang sekarang Noor Ali menangani klub NFL, Yishun Sentek Mariners lalu melihat permainan Aplin.
Ketika mendapatkan pekerjaan sebagai salah satu staf pelatih Geylang, Aplin dipanggil Noor Ali untuk trial bersama skuat Eagles pada 2015.
”Ketika Noor Ali memanggil saya untuk menjalani seleksi, sepertinya hidupku bergantung padanya. Karena, saya pikir kesempatan ini tidak akan datang lagi,” tutur Aplin.
”Sebab, tak banyak pemain NFL mendapatkan kesempatan seleksi di klub S-League.”
(Baca juga: Kembali ke Singapura, Pelopor Pesepak Bola Naturalisasi Asia Tenggara Kini Melatih)
Yang pasti, Aplin bukan satu-satunya pemain yang melakukan transisi dari NFL ke sepak bola pro via S-League.
Aplin, yang merasa bahwa bakat di NFL diremehkan, mengatakan: ”Pemain di NFL dan S-League tidak terlalu berbeda dalam hal kemampuan teknis.”
”Satu-satunya perbedaan adalah bahwa di NFL, kami tidak berlatih sebanyak tim pro. Tetapi sebagai pemain, mereka memiliki kemampuan, itu hanya bisa menjadi masalah tanpa peluang,” tuturnya.
Tahun lalu, dua pemain Singapura, Shawal Annual dan Gabriel Quak juga menjalani trial untuk Yamaga.
Namun, keduanya gagal memikat dan batal berkarier di Liga Jepang.
Kali ini, Noor Ali percaya bahwa Yamaga telah memilih Aplin untuk seleksi bukan hanya karena kemampuan teknisnya, tetapi juga untuk karakter sang pemain.
Aplin, lulusan Nanyang Technological University, sadar bahwa tak mudah jadi pesepak bola Singapura pertama yang bermain di Jepang.
”Ini adalah prospek yang menarik, tetapi saya juga sedikit khawatir karena tidak ada orang Singapura yang pernah bermain di Jepang sebelumnya,” kata Aplin.
”Saya telah berlatih secara teratur selama liburan untuk mencoba memaksimalkan kondisi. Secara pribadi, saya berharap trial berjalan baik, tetapi jika tidak, maka itu pasti pengalaman yang berharga.”