Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Buat Apa Sepak Bola Bila Masih Ada Darah!

By Ferril Dennys Sitorus - Kamis, 27 Juli 2017 | 15:36 WIB
Almarhum Ricko Andrean Maulana di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung, Kamis (27/7/2017). (Instagram Guebobotoh)

Ricko cukup jadi "tumbal nyawa” yang pertama dan terakhir di tahun 2017 dan kedepannya. Gesekan suporter yang berujung bentrokan dan menelan korban nyawa tak boleh lagi terulang. Salah satunya tentu dengan membuat regulasi dan aturan yang jelas dan tegas untuk suporter.

“Sudah waktunya suporter juga dibuatkan regulasi. Football Spectator Act (FSA) yang diberlakukan di Liga Inggris sejak 1989 bisa dijadikan rujukan. FSA mewajibkan seluruh suporter di Inggris memiliki kartu keanggotaan dari klub yang mereka dukung. Ini untuk mengidentifikasi suporter yang bikin rusuh. Mereka akan dicabut kartu anggotanya serta tak boleh menonton pertandingan seumur hidup di stadion bila dinyatakan bersalah,” kata Akmal.

FSA juga mengatur keberadaan Badan Otoritas Lisensi baru yang bertugas memberi, atau mencabut izin sebuah stadion untuk menyelenggarakan pertandingan. Kewenangan besar diberikan kepada Badan Lisensi agar tak ada lagi stadion yang tingkat keamanannya rendah.

“Yang pasti PSSI, operator, dan juga klub harus memberikan pembinaan kepada suporter. Mulai dari rule of games sampai kepada sanksi-sanksi yang akan diberikan bila melakukan aksi anarkis dan vandalis baik di dalam maupun di luar stadion. Ini salah satu cara untuk mencegah potensi kekerasan yang berujung tumbal nyawa. Cukup Ricko yang terakhir meregang nyawa,” Akmal mengungkapkan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P