Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selain menjadi penjaga gawang andalan di Persela Lamongan, Choirul Huda juga berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Tak lama setelah Choirul Huda menghadapi Sang Pencipta, Minggu (15/10/2017), Bupati Lamongan Fadeli membeberkan alasan mengangkat kiper berusia 38 tahun itu sebagai PNS di lingkungan pemerintahannya.
Pengangkatan Choirul Huda sebagai PNS karena kesetiaan kiper asal Lamongan itu kepada Lamongan.
Choirul Huda membela Persela Lamongan sejak awal kariernya.
(Baca Juga: Paul Pogba Ikut Doakan Choirul Huda, Ini Reaksi Netizen Dunia)
Chorul Huda telah membela Laskar Joko Tingkir itu dalam suka dan duka selama 18 tahun.
Pengabdian tersebut membuat bupati tak ragu untuk mengangkat Huda sebagai PNS.
"Karena kesetiaannya, ketulusannya, dan totalitasnya pada Lamongan, inilah yang membuat kami sepakat menjadikan beliau sebagai pegawai di Lamongan kala itu," ungkap Fadeli.
(Baca Juga: Masih Ada yang Mengganjal, Inilah Impian Choirul Huda yang Belum Terwujud Hingga Ajal Menjemput)
"Dedikasinya saat itu hingga kini tidak dapat kami lupakan," tegas Fadeli, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Surya.co.id, Senin (16/10/2017).
Bermodal ijazah SMA, saat itu Choirul Huda memulai karier di Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parpora) Kabupaten Lamongan, pada tahun 2002.
Hingga sebelum meninggal dunia, Choirul Huda tercatat sebagai PNS dengan golongan IIC.
Kenangan Rekan
Banyak yang tak menyangka, termasuk rekan-rekannya, Choirul Huda meninggal.
Samsul Arif, misalnya, mengaku terpukul dengan kepergian Choirul Huda.
"Jangan meremehkan lawan, jangan saling menyalahkan, yakin kita menang," ujar Samsul Arif, mengutip kata-kata Choirul Huda di Instagram pribadi.
Eks penyerang Timnas Indonesia itu menyebut pesan Choirul Huda ini disampaikan pada sore sebelum bertanding melawan Semen Padang FC di Liga 1, Minggu (15/10/2017).
A post shared by SamsulArif munip (@samsul_munip) on
Pesan terakhir Choirul Huda itu nyatanya mampu mengangkat semangat para pemain Persela Lamongan.
(Baca Juga: Bukan Dada Sebelah Kiri, Ini Penyebab Meninggalnya Choirul Huda Menurut Dokter)
Buktinya, Persela Lamongan berhasil menang 2-0 atas Semen Padang, yang menjadi tamunya.
Namun, di balik kemenangan Laskar Joko Tingkir itu tak ada yang menyangka harus dibayar sangat mahal oleh hilangnya nyawa sang kapten tim.
Choirul Huda harus dilarikan ke rumah sakit setelah tak sengaja berbenturan keras dengan rekan satu timnya, Ramon Rodrigues.
(Baca Juga: VIDEO - Kronologi Meninggalnya Kiper Persela Lamongan Choirul Huda)
Kondisi di RSUD
Choriul Huda sempat menerima perawatan di RSUD dr Soegiri, Lamongan, namun takdir Tuhan berkehendak lain.
Choirul Huda harus mengakhiri laga lebih cepat pada saat laga Persela Lamongan versus Semen Padang saat memasuki menit ke-45.
Aksi Huda menghalau serangan lawan dengan mengamankan bola berbuah benturan keras.
Kiper senior ini bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento.
(Baca Juga: Bahaya! 10 Tahun Lagi, Sepak Bola Indonesia Bisa Disalip Timor Leste)
Setelah insiden itu, Choirul Huda tak bisa bangun alias pingsan.
Tim medis langsung bergerak cepat dengan masuk ke lapangan menempatkan Huda di tandu, lalu dibawa keluar lapangan.
Choirul Huda kemudian diberikan alat bantu pernapasan dari tabung oksigen.
Lalu, pemain yang membela Persela Lamongan sejak 1999 ini diangkut dengan mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.
Saat ini admin berada di RSUD dr Soegiri Lamongan, kondisi Choirul Huda belum sadarkan diri dan ditangani tim dokter.#persela #hudakuat pic.twitter.com/wyQuARe03M
— PerselaFC (@PerselaFC) 15 Oktober 2017
Menurut akun Twitter resmi Persela, @PerselaFC, Choirul Huda telah sampai di RSUD dr Soegiri, Lamongan.
Namun kiper 38 tahun itu belum sadarkan diri dan tweet tersebut mereka buat sekitar pukul 16.38 WIB.
Kepada BolaSport.com dan media lain di RSUD dr Soegiri, dr Zaki Mubarok mengatakan, Choirul Huda mengalami hypoxia.
Hypoxia adalah keadaan ketika jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen dengan penyebab banyak hal.
Menurut Zaki, saat dibawa ke RSUD dr Soegiri dari Stadion Surajaya, Lamongan, arena laga Persela versus Semen Padang, Choirul Huda masih bernapas.
Namun, tak lama berselang Choirul Huda dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 17.15 WIB.
(Baca Juga: Rochi Putiray Sebut Evan Dimas Bodoh jika...)
Akun Twitter resmi Persela, @PerselaFC, pada pukul 16.38 WIB mengunggah foto IGD RSUD dr Soegiri.
Pada unggahan itu, admin akun itu menuliskan pesan sebagai berikut:
”Saat ini admin berada di RSUD dr Soegiri Lamongan, kondisi Choirul Huda belum sadarkan diri dan ditangani tim dokter.”
Namun, tak berselang lama, kabar duka datang dan menyebar bahwa kiper Persela Lamongan itu sudah meninggal dunia.
Zaki mengatakan, Choirul Huda meninggal karena cedera pada kepala dan leher.
(Baca Juga: Bahaya! 10 Tahun Lagi, Sepak Bola Indonesia Bisa Disalip Timor Leste)
Bertemu Blogger Inggris
Blogger kenamaan, Antony Sutton, baru saja mengunggah wawancaranya dengan kiper legendaris Choirul Huda yang meninggal dunia pasca laga Persela Lamongan kontra Semen Padang, Minggu (15/8/2017).
Antony Sutton adalah pria asal inggris yang telah 11 tahun menulis tentang sepak bola Indonesia di blognya yang bernama Jakarta Casual.
Sutton kerap berkeliling Indonesia untuk menyaksikan berbagai pertandingan sepak bola dan akan segera menerbitkan sebuah buku berjudul Sepakbola: The Indonesian Way of Life.
Rupanya kala berkunjung ke Lamongan, Sutton sempat bertemu dan mewawancarai Choirul Huda.
Dilansir BolaSport.com dari channel YouTube soppyjkt, berikut wawancara Sutton dengan kiper berusia 38 tahun tersebut.
Ketika ditanya mengapa Choirul Huda memilih untuk terus membela Persela, ini jawaban yang diberikan kiper tersebut:
"Karena saya suka, nyaman di sini. Lamongan merupakan kota yang biarpun kecil tapi itu kebanggaan buat saya. Lamongan ada keluarga saya"
"Disini bagus, supportes bagus, kekeluargaan bagus, manajemen bagus, saya betul-betul ingin memberikan yang terbaik untuk Lamongan." ujar Huda.
Hingga akhir hidupnya, Choirul Huda terus membuktikan dedikasinya untuk memberikan yang terbaik bagi Persela Lamongan.
Huda tewas ketika tengah melakukan penyelamatan untuk klub yang telah dibelanya selama 18 tahun tersebut.
Sang kiper legenda meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri karena mengalami benturan atau tabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, pada Minggu (15/10/2017).
Cerita Istri
Sehari setelah meninggalnya Choirul Huda, pihak keluarga kiper loyal Persela Lamongan itu akhirnya berkenan untuk menemui awak media pada Senin (16/10/2017) siang.
Istri almarhum Choirul Huda, Lidya Anggraeni, pun bercerita beberapa hal dari sang suami sebelum berangkat bertanding.
Dilansir BolaSport.com dari Surya Malang, Lidya Anggraeni mengaku syok mendapat berita kepergian sang suami.
Ditemui di rumah duka, Lidya bersama kedua putranya, Rahul Maulana (13 tahun) dan Rafael Ramadhan (10 tahun), mengaku tidak memiliki firasat apa pun.
(Baca Juga: Inilah Aksi Tidak Terpuji Zulham Zamrun Saat Melawan Mantan Klubnya)
"Kemarin, dia pamit seperti biasa, rasanya biasa saja sama seperti pertandingan-pertandingan yang lain. Saya tak ada firasat apa-apa," ujarnya.
Lidya mengungapkan, jika suaminya terlihat berbeda lantaran ia akan turun pada pertandingan tersebut.
(Baca Juga: Masih Ingat Program untuk Persija saat Sandiaga Uno Kampanye? Sandi Ingin Menjadi Panglima Jakmania)
"Dia memang terlihat gembira lantaran akan dimainkan setelah sebelumnya hanya menjadi pemain cadangan," ucap Lidya.
Sang istri tak menyangka pertandingan tersebut menjadi yang terakhir bagi suaminya.
(Baca Juga: Media Asing Ramai Ucapkan Berita Duka, Choirul Huda Capai 1 Juta Pencarian di Google)
"Saya tidak menyangka hari itu adalah pertandingan terakhirnya. Saya minta maaf jika suami saya memiliki kesalahan," tuturnya.
Penjaga gawang legenda Persela Lamongan tersebut dikabarkan menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr Soegiri, Minggu (15/10/2017) sekitar pukul 17.15 WIB.