Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persebaya Terancam Terusir dari Surabaya

By Mochamad Hary Prasetya - Senin, 25 Desember 2017 | 12:20 WIB
Manajer Persebaya Surabaya, Chairul Basalamah menjawab pertanyaan wartawan usai acara Awarding Night Liga 1 2017 di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (22/1/2017). (MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM)

Manajer Persebaya Surabaya, Chairul Basalamah, memberitahukan kabar yang tidak menyenangkan untuk semua suporter Bonek. 

Pasalnya, Persebaya terancam terusir dari Surabaya untuk menggelar pertandingan kandang.

Kabar tersebut dikarenakan Persebaya masih trauma dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkait pemakaian Stadion Gelora Bung Tomo.

Basalamah mengutarakan ini semua agar para pendukung Persebaya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.


Manajer Persebaya, Chairul Basalamah saat berada di tepi lapangan usai melihat Persebaya latihan di Gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu.(TB KUMARA/BOLASPORT.COM)

Hubungan yang tidak harmonis dengan Pemkot Surabaya membuat Persebaya kebingungan untuk menggelar pertandingan Piala Presiden 2018.

Terlebih Kota Surabaya sudah ditunjuk menjadi tuan rumah bersama dengan Bali, Makassar, Bandung, dan Malang.

(Baca Juga: Ini 5 Penyebab Mantan Bek Arsenal dan Galatasaray Ingin Akhiri Nyawa Sendiri, dari Ditinggal Istri hingga Kehilangan Dua Anggota Keluarganya)

"Kami Persebaya masih trauma karena kami masih ada masalah dengan stadion. Kami tidak disupport oleh Pemkot Surabaya. Saya ulangi, saya sebenarnya saya tahan, tapi kami tak kuat untuk kesekian kalinya dikerjai," kata Basalamah.

Basalamah memberikan contoh saat menggelar pertandingan ceremony antara Persebaya menghadapi PSSI Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu.


Persebaya Surabaya(Instagram/persebayafans.27)

Saat itu, ada sedikit permasalahan yang terjadi antara Pemkot Surabaya dengan Persebaya terkait tempat parkiran.

Basalamah pun memprediksi permasalahan itu seakan dibuat-buat karena pada awalnya tidak ada hal yang harus dilanggar.

Padahal Persebaya bersikap profesional dengan membayar sewa Stadion Gelora Bung Tomo demi berlangsungnya acara tersebut hingga selesai.

"Ini chaosnya diadain. Parkiran di H-1 saat rapat kordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub Surabaya) tidak ada masalah tapi pas hari H parkiran ditutup," kata Basalamah.


Persebaya vs PSS Sleman.(Tribun Jatim.)

"Kami Persebaya, membayar stadion seperti anda membayar penyewa yang lain. Untuk lapangan latihan saja kami kesusahan. Coba anda pinjam pakai nama Persebaya, dikasih atau tidak? Ini fakta," tegas Basalamah menambahkan.

Lebih lanjut pria berkacamata itu mengatakan tidak mengerti dengan apa yang membuat Persebaya kesulitan di Surabaya.

Padahal selama ini Persebaya selalu memberikan pemasukan terkait pajak kepada Pemkot Surabaya.

Menurut Basalamah sayang sekali apabila Persebaya tidak bermain di Surabaya.

Sebab, hanya Persebaya yang bisa menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo.

"Kalau bukan Persebaya yang pakai, itu stadion untuk apa. Kami diam saja dahulu dan teman-teman Bonek juga sudah menunggu," kata Basalamah.

"Kami juga gak mau Bonek menjadi alat untuk menggesek di sana tapi kali ini harus bicara karena kemarin benar-benar chaos," ucap Basalamah menambahkan.

Persebaya pun menyerahkan ini semua kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk membantuk berkomunikasi dengan Pemkot Surabaya terkait menggelar pertandingan Piala Presiden 2018.


JUARA: Persebaya berhasil menjadi juara Liga 2 setelah mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2 pada partai final di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, kemarin (28/11).(PERSEBAYA.ID)

Meskipun sejauh ini Persebaya belum bisa memutuskan apakah akan ikut andil dalam turnamen pramusim jelang Liga 1 2018 digelar pada akhir Februari.

"Kami bayangin saja untuk Piala Presiden. Ini tim besar lalu kami bertemu tim seperti Persib Bandung pasti penuh satu stadion," katanya.

"Kami ingin ikut tapi ada agenda yang penting, Coach Angel Alfredo Vera masih di Argentina dan kami tak punya stadion. Kalau pakai Stadion Tambaksari juga sama saja punya Pemkot Surabaya," ucap Basalamah mengakhiri.

 

Ratu Tisha menjelaskan bahwa PSSI tidak pernah melarang para pemain Indonesia melanjutkan kariernya di luar negeri. "Kabar yang beredar PSSI melarang dan meragukan jiwa nasionalisme, kami dari PSSI mengajak kepada publik agar tidak terpengaruh dengan pihak-pihak yang ingin merusak sepak bola ini." Ratu Tisha menambahkan, seharusnya ada komunikasi yang dilakukan oleh Evan Dimas dan Ilham Udin dengan PSSI sebelum bergabung dengan Selangor FA. Sementara yang ditakutkan Edy Rahmayadi adalah kondisi dimana Selangor FA tak mau melepas dua pemain andalan timnas itu ke Asian Games 2018 karena tidak termasuk agenda FIFA. Apa pendapat kalian? #PSSI #SelangorFA #AsianGames2018 #EvanDimas #IlhamUdin #SelangorFA #Timnas #TimnasIndonesia

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P